Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Penulis

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jawaban Elegant dan Super Kocak untuk Pertanyaan Kapan Menikah Saat Lebaran

5 April 2024   08:30 Diperbarui: 5 April 2024   08:40 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jawaban Elegant dan Super Kocak untuk Pertanyaan Kapan Menikah Saat Lebaran
Ilustrasi wanita sedang menutup telinga.(Sumber: cookie_studio via kompas.com) 

Hitungan hari menuju Lebaran. Menyambut hari kemenangan dengan penuh suka cita. Memakai pakaian terbaik di Hari Raya Idul Fitri. Saling memaafkan satu sama lain. Bersalam-salaman ke rumah-rumah.

Momentum Lebaran yang indah dan menyenangkan terkadang akan berubah drastis menjadi mengjengkelkan hanya karena lontaran pertanyaan dari mulut-mulut usil. Bukan karena Lebarannya, justru karena pertanyaan yang diberikan tidak tepat waktu.

Niat ingin menjaga tali persaudaraan dengan tetangga atapun teman, tetapi justru dijatuhkan mentalnya hanya karena pertanyaan menyudutkan. Seolah-olah masih single atau sendiri tanpa adanya gandengan di momentum Lebaran adalah sebuah dosa besar.

Tidak hanya mulut tetangga atau teman lama yang begitu usil dan ingin tahu tentang kehidupan pribadi. Namun justru keluarga besar yang malah lebih pedas pertanyaannya.

Pertanyaan terkait pekerjaan, pencapaian dalam hidup, dan percintaan menjadi sorotan utama saat momentum lebaran. Memang tidak masalah juga sih menanyakan hal-hal itu. Mungkin memang pada dasarnya sebagai bentuk perhatian dan peduli sesama saudara. 

Namun jengkelnya, jika pertanyaan akan dibarengi dengan pembanding. Misalnya saja menanyakan tahun ini umur berapa. Lalu saat kita menjawab, sang penanya akan memberi reaksi perbandingan bahwa dulu di umur segitu ia sudah menikah atau sudah mapan secara finansial. Duh, kayanya udah gak relate kalau kondisi saat ini dibandingkan dengan zaman puluhan tahun yang lalu.

Kalau tidak dibandingkan dengan kehidupan pribadi, maka objek perbandingannya adalah saudara lain. Misalnya kita disuruh melihat jejak sepupu yang lain. Yang sudah matang dan terlihat hidup bahagia dengan keluarganya.

Konyolnya lagi di saat si penanya terlihat begitu prihatin atas kesendirian kita. Padahal, kita begitu menikmati kehidupan saat ini. Ingin rasanya membalas, "Saya cuma belum nikah kok Om/Tante. Bukan tukang minta-minta yang harus dikasihani."

Sejauh ini, jawaban pamungkas itu belum pernah terlontarkan. Mengingat sang penanya juga umurnya terlampau jauh dengan kita. Mungkin kalau sudah benar-benar muak dengan pertanyaan yang sama di setiap momentum Lebaran, jawaban itu akan keluar juga haha.

Sebelum itu terjadi, para single dan pejuang pencari jodoh bisa menjawab dengan jawaban yang kocak dan lucu. Anggap saja tidak terlalu menanggapi serius pertanyaan itu. Sehingga memilih meladeninanya dengan candaan semata.

Jawaban paling klise saat ditanya oleh teman lama di acara reuni sekaligus perayaan lebaran terkait kapan menikah, adalah dengan jawaban "Kalau gak sabtu, ya minggu. Tunggu aja undangannya!"

Daripada harus menjelaskan terkait dengan prinsip hidup kita ataupun segala upaya yang sudah kita usahakan untuk mendapatkan jodoh, lebih baik langsung dijawab dengan candaan yang nyeleneh saja.

Misalnya saat ada saudara yang bertanya pada acara lebaran yang dirayakan di rumah nenek sebagai tempat berkumpul seluruh keluarga besar. Malas menjawab dengan teoritis, cukup jawab dengan kocak, "Kalau Lebaran, semua KUA juga tutup Om/Tante hehe."

Bisa juga melontarkan jawaban, "Om/Tante nabung aja dulu biar ngasih amplopnya gede hehe."

Ilustrasi Lebaran. (Sumber: SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via kompas.com) 
Ilustrasi Lebaran. (Sumber: SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via kompas.com) 
Ada dua kemungkinan respons lawan bicara kita. Kemungkinan pertama, ia akan menanggapinya juga dengan candaan. Sedangkan kemungkinan kedua, kita akan mendapatkan kiat-kiat mendapatkan jodoh yang berujung jodoh-jodohan antar sodara atau kenalan sodara.

Sebenarnya bukan kiat-kiat perjodohan yang paling bikin geregetan. Pertanyaan seputar kapan nikah yang dibumbui dengan pencapain karier adalah tahta tertinggi pertanyaan yang paling bikin gemas di momentum Lebaran.

Dengan memberikan pujian atas pencapain dalam karier. Lalu tiba-tiba terjebak pada pertanyaan kapan menikah. Seolah manusia dewasa yang dianggap memiliki pekerjaan harus selalu sudah menjalin ikatan pernikahan. 

Padahal banyak sekali faktor yang membuat dirinya belum memutuskan menikah. Bukan kapasitas orang lain atau bahkan saudara sekalipun untuk mengorek-ngorek alasan itu. Apalagi sampai menyimpulkan sendiri tanpa data yang valid.

Misalnya saja pertanyaan seputar kapan menikah diawali dengan, "Sudah S2. Sudah bekerja. Cantik/tampan. Berpendidikan." Disambut dengan pertanyaan tambahan, "Kapan menikahnya?"

Duh gemas sekali mendapatnya pertanyaan itu. Mengubungkan karier dengan status seseorang sama sekali tidak ada korelasi. Dua hal yang berbeda. Bisa dicapai bersamaan atau beriringan. Bisa juga dicapai masing-masing saja sesuai dengan jalan dan waktunya.

Nah, untuk menanggapi ini. Mari kita respons dengan jawaban lucu yang super elegant! "Belum ada yang beruntung mendapatkan saya hehe."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun