Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Guru

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sulitnya Menjaga Lisan dan Hati

5 Mei 2020   07:26 Diperbarui: 5 Mei 2020   07:30 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sulitnya Menjaga Lisan dan Hati
Ilustrasi gambar: cantik.tempo.com

Belum lagi kalau ada anggota keluarga yang sakit. Ya kalau punya kartu BPJS gratis, kalau tidak, maka lengkaplah penderitaan mereka.

Itulah gambaran kesulitan bagi mereka yang taraf ekonominya di ambang bawah. Dan ramadhan kali ini mereka jalani dengan penuh kesedihan. Benar-benar momen tersulit.

Mengenai rasa simpati kepada mereka, tidak akan saya bahas pada tulisan ini ya, Insya Allah semoga ada kesempatan, akan saya bahas pada event samber hari berikutnya.

Khusus pribadi saya, momen-momen tersulit dalam menjalankan puasa tahun ini, tak berbeda jauh dengan tahun-tahun lalu. Cuma karena kondisi sekarang beda, lebih terasa berat.

Sebagaimana saya katakan tadi, tentang menahan lapar dan dahaga sudah biasa. Tapi yang paling sulit adalah:

1. Menjaga lisan dan hati

Menjaga lisan dan hati sangatlah susah. Apalagi kalau kita terpancing percakapan dari teman. Bawaannya ikutan terus.

Misalnya ada teman yang membicarakan kejelekan orang lain dan memang pembicaraannya benar,  bawaanya kepo dan ikut nimbrung. Padahal jelas-jelas dilarang oleh agama. Astaghfirullah.

Selain itu, seiring dengan perkembangan media sosial yang semakin maju, komunikasi digitalpun semakin dibutuhkan. Smart phone adalah benda yang bisa dibilang pasangan kedua kita, bahkan keberadaanya sering menggeser posisi pasangan utama kita

Hampir seluruh waktu kita habiskan untuk mengoperasikan smart phone ini. Komunikasi lewat WhatsApp salah satunya. Sering tangan kita terkilir untuk menuangkan kalimat-kalimat yang tak pantas bahkan menyakiti hati orang lain. Saling serang dan saling balas menyakiti, sudah menjadi hal yang biasa, meskipun kita sadar bahwa itu adalah dosa.

2. Gampang tergoda untuk belanja, meskipun tidak sampai kalap mata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun