(3) Ramadan Tak Biasa: Ayo Mengukur Diri!
Namun, sebelum seseorang/keluarga/masyarakat/instansi/organisasi/parlemen/pemerintah mampu mengukur diri karena dorongan sosial-budaya meski tak mampu secara ekonomi, maka untuk kasus mengukur diri ini, harus dimulai dari individu dan pribadi setiap manusianya.
Sebab tak mau atau tak mampu mengukur diri ini juga terjadi pada sikap (attitude) dan karakter individu manusianya, seperti: "Sok tahu", mau menang sendiri, merasa hebat sendiri, merasa superior dan lain sebagainya.
Sejatinya manusia memang terus tumbuh, tidak hanya umur bertambah tua tetapi juga jiwa yang tumbuh akibat didapat dari berbagai pengalaman dan semua hal tersebut akan berakibat memuliakan ataupun melemahkan dirinya, pribadinya, karena akan terbaca kualitas dirinya.
Mengukur diri kita apakah sudah menjadi pribadi yang lebih baik atau belum, dapat melihat perjalanan diri kita dari waktu ke waktu dan membandingkannya dengan diri kita yang sekarang. Hal-hal yang diperhatikan antara lain dapat dengan tiga pertanyaan, antara lain:
(1) Apakah kita sudah tidak lagi marah pada sesuatu yang beberapa tahun lalu membuat kita marah? (2) Apakah kita sudah tidak lagi menyesali sesuatu yang beberapa tahun lalu sering kita sesali? (3) Apakah kita masih menghadapi masalah yang sama dengan sikap yang sama?
Sekurangnya, bila setiap individu/pribadi manusia dapat memulai dengan langkah di bulan ramadan yang tak biasa ini dengan senantiasa instrospeksi dan refleksi diri, tetap semangat, bersikap menerima keadaan, serta mau dan mampu mengukur diri, maka ibadah ramadan akan terus bermakna dan penuh berkah.
Selanjutnya, setelah pandemi corona pergi, setiap individu akan terbudaya sebelum melakukan, memutuskan, mengambil kebijakan dll, akan terlebih dahulu dimulai dengan mengukur diri. Sehingga berbagai peristiwa dan kasus negatif yang terjadi akibat dari perbuatan yang tak mengukur diri, akan berkurang.
Dengan mengukur diri, setiap langkah individu/pribadi/masyarakat/organisasi/instansi/parlemen/pemerintah/elite parpol/pemimpin negeri, maka segala tindakan, keputusan, kebijakan dan lainnya akan terukur dan akurat, tidak menimbulkan masalah baru baik dalam masalah sosial, budaya, ekonomi, keamanan dll.
Dengan banyaknya waktu #diRumahAja, ramadan yang tak biasa, insyaAllah akan membimbing kita menjadi manusia yang pandai mengukur diri, semua pribadi dan masyarakat dapat melakukan ibadah, aktivitas, bekerja, makan, dan tidur yang cukup dan terukur. Aamiin.