Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

(14) Ramadan Tak Biasa, Tradisi, Mengendalikan Perilaku, dan Mental

7 Mei 2020   00:06 Diperbarui: 7 Mei 2020   00:13 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(14) Ramadan Tak Biasa, Tradisi, Mengendalikan Perilaku, dan Mental
ilustrasi Ramadan | sumber: Pixabay

Keempat, Ziarah ke Makam. Tradisi ini juga senantiasa dilakukan oleh masyarakat. Budayanya, seusai salat Idul Fitri,  biasanya warga akan berduyun menuju untuk berziarah ke makam leluhur, orangtua, dan kerabatnya, untuk mendoakan arwah mereka. Tujuan antara lain untuk bisa mengambil pembelajaran dan mengingat kematian, bukan kepada tujuan lain yang menyesatkan. 

Itulah tradisi-tradisi Ramadan dan Idul Fitri di Indonesia, yang kemungkinannya tidak akan dapat di lakukan pada tahun ini. Sejak sekarang masyarakat sudah harus mempersiapkan diri dan wajib iklas dan legowo, bahwa semua tradisi itu sementara tidak dapat dilaksanakan karena demi pencegahan pandemi corona. 

Sebagai latihan, kini masyarakat sudah mulai terbiasa dalam dua minggu pertama Ramadan melakukan ibadah salat, tarawih, tadarus, itikaf, ngabuburit dll di rumah. Lalu, juga tidak ada lagi tradisi saur on the road. Disusul peraturan pelarangan mudik. 

Sebagian besar masyarakat juga sudah mulai terbiasa dengan melakukan komunikasi dengan sanak saudara melalui sambungan telepon dan sambungan videocall.

Namun, andai saja semua tradisi itu kembali dapat dilakukan, tentu karena seizin Allah, sebab pandemi corona bisa saja telah usai sebelum Lebaran. Aamiin. 

Semoga, masyarakat dan seluruh umat Islam, semakin menyadari, ikhlas, rela hati, berbesar hati, dengan penuh kesadaran diri, menjadi individu pencegah pandemi corona. 

Legowo menerima keadaan dan siap dengan perilaku yang baik serta mental yang kuat, karena tradisi ibadah Ramadan dan Idul Fitri tidak dapat terlaksana. Yakin, masyarakat akan mampu mengendalikan perilaku dan mentalnya dalam situasi ini. Aamiin.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun