Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

(30) Ramadan Tak Biasa, Episode Akhir dan Hari Kemenangan

22 Mei 2020   21:59 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:06 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(30) Ramadan Tak Biasa, Episode Akhir dan Hari Kemenangan
Sumber: Supartono JW

Bila kalah, manusia akan banyak berkata-kata, namun manusia yang mampu meraih kemenangan, biasanya diam. 

(Supartono JW.23052020). 

Tanpa terasa, hari ini sudah masuk ibadah Ramadan ke-30, dan besok, Minggu, 24 Mei 2020, seluruh umat muslim akan merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1441 Hijriyah (KBBI: Hijirah). 

Hari kemenangan ini, sudah dipastikan untuk umat muslim Indonesia, setelah Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi menetapkan dalam Hasil Sidang Isbat Idul Fitri 2020 1 Syawal 1441 H. yang jatuh pada Minggu 24 Mei 2020. Penetapan ini dilakukan setelah Kementerian Agama menggelar Sidang Isbat hari ini, Jumat (22/5). 

Selama ibadah Ramadan Tak Biasa di tengah pandemi corona, godaan dan cobaan umat muslim memang tidak lagi sekadar menahan lapar dan haus. Namun, karena PSBB, maka ibadah yang tak normal pun, semua diarahkan untuk menaati protokol kesehatan. 

Kini, Ramadan yang selalu dirindukan, hari ini sudah menjadi hari terakhir di tahun 1441 Hijriah/tahun 2020, padahal mungkin semua ibadah Ramadan seperti puasa, salat malam, membaca Al-Qur'an, dan lainnya, bisa jadi belum maksimal dilakukan, belum optimal, namun tahu-tahu besok sudah Idul Fitri. 

Perginya Ramadan dan datangnya Idul Fitri, selama ini sering disebut sebagai sebuah kemenangan atas perjuangan dalam jihad akbar mengendalikan hawa nafsu selama sebulan penuh. Di tambah pandemi corona, maka juga berjuang dalam situasi dan kondisi ibadah Ramadan yang tak normal. 

Namun, setelah perjuangan selama satu bulan penuh, menunaikan ibadah Ramadan dan insyaAllah menjadi manusia yang mampu meraih kemenangan dan terlahir kembali kepada fitrah manusia. 

Idul Fitri berarti  kembali kepada kesucian, karena setelah selama bulan Ramadan dilatih diri menyucikan jasmani dan rohani dengan harapan dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, maka akan menjadikannya suci lahir batin. 

Sabda Rasul SAW, "Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/suci). Orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi" (H.R. Bukhari). Fitrah secara bahasa berarti ath-thabiah yang berarti tabiat atau karakter dan juga al-khilqah yang berarti naluri atau pembawaan yang diciptakan Allah SWT, pada manusia, yaitu al Hanif atau lurus hanya menyembah Allah SWT, semata dan menolak selain-Nya. 

Dalam firman Allah, QS. Ar Rum: 30, "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), sesuai fitrah (dari) Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun