Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

(5) Menjadi Aktor-aktris di Kehidupan Nyata yang Menjaga Lisan dan Tulisan

27 Maret 2023   17:21 Diperbarui: 27 Maret 2023   17:30 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(5) Menjadi Aktor-aktris di Kehidupan Nyata yang Menjaga Lisan dan Tulisan
Ilustrasi Supartono JW

Yang lebih parah, banyak sekali grup-grup wa, ada yang anggotanya dari tingkat pendidikan selevel, ada yang anggotanya campuran (berpendidikan tinggi, menengah, rendah, tidak berpendidikan) tetapi karena sudah berbaur menjadi satu di dalam grup, dalam perjalanannya, grup itu menjadi tidak jelas. Mana yang pintar/cerdas/berpendidikan mana yang masih bodoh.

Hal ini dapat kita ketahui kenyataannya ketika ada anggota grup yang berbagi kisah/peristiwa/berita/pengetahuan/wawasan dll dalam bentuk tulisan biasa/artikel/video dll. Apa yang kemudian terjadi?

Ada anggota grup yang tanpa membaca atau menonton isinya secara lengkap dan tuntas, ikutan langsung meneruskan yang baru dishare ke grup lain atau orang lain.

Ada yang hanya membaca judulnya langsung sok tahu. Bahkan dengan sigap jarinya menulis komentar. Nah, kebanyakan yang saya temui dan  dikisahkan oleh orang lain, anggota grup yang sok tahu ini menulis komentar yang jauh panggang dari api. Langsung menulis komentar yang semakin memberikan petunjuk bahwa dirinya bodoh, tidak tahu, tidak paham, tapi sok berpendapat yang malah membuat suasana grup menjadi tidak nyaman.

Yang paling sangat sering saya temui adalah banyaknya anggota grup.yang saya sebut bunuh diri, karena tidak suka dengan apa yang dishare oleh anggota grup lainnya. Langsung bersikap dan bahkan memprovokasi agar yang dishare dalam grup yang sesuai visi misi grup. Tetapi tidak membaca dengan saksama apa isi sharingnya. Langsung membuat kesimpulan.

Parahnya lagi, sudah sikap mempermalukan dirinya serta sikap mempertunjukkan kebodohannya menjadi perhatian seisi grup, masih tetap bertingkah ngeyel dan merasa yang paling benar dan hebat.

Banyak kejadian sejenis di medsos lainnya. Tetapi siapa yang harus mengingatkan dan menggurui orang-orang sok tahu, sok pintar, sok paling benar ini? Sebab grup media sosial bukan lagi sekolahan atau perkuliahan yang ada standar lulus atau tidak lulus?

Tetapi, sejak hadirnya medsos, kita semua yang waras, tentu terus berupaya menggunakan kecerdasan otak dan kecerdasan kepribadian untuk tidak ikutan menjadi orang-orang yang menunjukkan kebodohannya, atau bunuh diri dengan produksi ketikan kata-kata dalam membuat komentar.

Sebab, apa yang kita tulis sebagai bentuk komentar atau tanggapan atau kritik/saran/masukan, di grup wa, twitt, kolom komentar berita/artikel, adalah cermin dari keilmuan kita, kecerdasan kita, pengalaman kita. Spidometer diri kita.

Jadi, Bila dalam diri kita sudah tertancap kuat karakter dan pribadi yang fair play, yaitu kesatria, jujur, wajar, dan adil. Serta menjadi pribadi yang tahu diri, rendah hati  karena cerdas intelegensi dan personality, kaya pikiran dan kaya hati, maka kita akan dapat selalu menjaga, mengontrol, mengendalikan lisan dan tulisan kita di mana pun, kapan pun, kepada siapa pun, terutama di grup wa, twitter, dll.

Kita tidak akan menjadi aktor/aktris yang memerankan tokoh menjadi diri sendiri dalam sandiwara kehidupan nyata, khusus adegan lisan dan tulisan, secara konyol (tidak sopan, kurang ajar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun