Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

(9) Antara Makhluk Sosial-Beragama, Sekadar Membaca Judul, dan Menonaktifkan Centang Biru WA

31 Maret 2023   16:06 Diperbarui: 31 Maret 2023   17:38 1681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(9) Antara Makhluk Sosial-Beragama, Sekadar Membaca Judul, dan Menonaktifkan Centang Biru WA
Ikustrasi Supartono JW

Jadi, orang-orang yang punya kebiasaan buruk hanya membaca judul informasi/berita yang dibagikan di media sosial. Ini dapat membawa dampak buruk bagi dirinya dan orang lain. Tahu masalah hanya kulitnya, hanya sepotong, lalu membuat opini sendiri, mendebat orang lain tanpa teori dan bukti mumpuni. 

Buntutnya lahir fitnah, berita bohong, hoak. Sudah begitu, malah ada yang langsung sok-sok-an ikut meneruskan informasi/berita tanpa paham isinya, ini bertolak belakang dengan hadis tersebut. Karena, berbagi ilmu adalah wajib, meski hanya satu ayat.  Tetapi dari satu ayat itu, kita paham betul apa tujuan, sasaran, isi, dan manfaatnya.

Sementara orang-orang yang rendah literasi, matematika, sains, dan agama, akan terus kukuh pendirian, menjadi sosok lain yang bukan makhluk sosial dan beragama. Mengabaikan isi dan pemahaman terhadap suatu informasi/berita. 

Orang yang menonaktifkan centang biru wa, alias centang hitam, maka sama dengan melakukan kegiatan berbohong. Padahal, berbohong juga salah satu sifat orang yang munafik. Ada sebuah hadis dosa berbohong yang pernah diriwayatkan HR Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda,
"Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka.

Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berikut ini, Rasulullah menjelaskan tentang nifaq amali dengan sabdanya,
"Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berhianat."

Berikutnya, sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Literasi atau kemelekan adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Sains yaitu pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya, botani, fisika, kimia, geologi, zoologi, dan sebagainya; ilmu pengetahuan alam.

Menutup artikel ini, dapat dipastikan bahwa siapa pun manusia yang merasa dirinya sebagai makhluk sosial dan  beragama, mau belajar agar tidak bodoh/tidak rendah literasi, matematika, dan sains, serta tidak menjadi manusia yang munafik, maka tidak akan terperosok ke dalam golongan orang-orang yang hanya membaca judul informasi/berita, pun tidak menonaktifkan centang biru wa-nya.

Orang-orang yang demikian, biasanya ramah, hangat, tahu diri, peduli, punya simpati-empati, dan rendah hati (humbel), sebab cerdas intelegensi (otak) dan cerdas personality (kepribadian), serta kreatif, dan inovatif. Kehidupannya diiringi  dan dilimpahi keberkahan dan rahmat dari Allah. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun