(12) Bila Komitmen, Merespons dan Tidak Apatis
(1) Kasus pertama, masih terkait Piala Dunia U-20.
Di sini, kesimpulannya antara Indonesia dan FIFA, sama-sama tidak berkomitmen. Membuat suasan hati tidak tentram dan nyaman bagi pelaku dan publik pecinta sepak bola Indonesia karena dihapusnya nama Indonesia dari Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023.
Keduanya, sejatinya yang mengingkari atau tidak bertanggungjawab pada komitmen yang sudah dibuat? Yaitu, pihak Indonesia dan FIFA sendiri?
Terkait respons FIFA atas pembatalan ini pun, sampai sekarang masih dibiarkan menjadi teka-teki? FIFA masih belum membuka alasan utama yang konkret latar belakang pembatalannya ke pihak Indinesia dan dunia. Tetapi masih tetap bersembunyi di balik kalimat: "Sesuai kondisi Indonesia saat ini?" Sehingga, berbagai pihak, media massa, dan medsos sampai membuat kesimpulan yang masih prasangka, fitnah, sendiri-sendiri.
(2) Kasus berbagai kegiatan yang menggunakan komunikasi dalam grup wa.
Banyak sekali kegiatan atau pekerjaan formal/nonfornal yang memudahkan karyawan dan anggota kegiatannya memggunakan grup wa untuk memudahkan komunikasi terkait kegiatan dan pekerjaan yang sesuai komitmen.
Tetapi, saya sendiri mengalami kejadian, banyak anggota yang menjadi bagian kegiatan secara kekeluargaan, mau pun secara pekerjaan formal dan nonformal, plus keluhan dari kekuarga, teman, sahabat, dll tentang kekesalannya kepada para rekan kegiatan/pekerjaan, yang memiliki komitmen, tetapi ketika melakukan komunikasi di dalam grup wa, ditemukan orang-orang yang apatis, tidak merespon, apa yang menjadi kewajiban anggota atas segala informasi dll. Ini sama saja, anggota yang tidak merespons sedang unjuk sikap apatis, sekaligus sedang memerankan tokoh sebagai individu yang tidak komitmen terhadap tujuan, sasaran, dan langkah-langkah yang sedang ditempuh sesuai komitmen.
Ini fenomena yang benar-benar memprihatinkan, sebab tanpa disadari, khususnya di Indonesia sedang terjadi degradasi moral besar-besaran terkait sikap anggota di dalam grup wa yang tidak komitmen dan apatis. Tidak merespon apa yang menjadi kepentingan, prioritas grup dan tujuan keberadaan dan fungsinya.
Yang sering terjadi, dalam sebuah grup wa, padahal grup itu bukan grup-grup-an, tetapi grup yang dibuat, sebab sebelumnya sudah terbentuk kegiatan formal/nonformal, ada tujuan dan sasarannya, karenanya grup wa dibuat untuk memudahkan komunikasi
Tetapi, meski anggota grupnya orang-orang yang berpendidikan dan sudah berkomitmen menjadi bagian dari kegiatan sesuai.maksud, tujuan, dan sasaran, namun ketika ada informasi sangat penting di dalam grup, terkait kegiatan yang harus dijalankan sesuai komitmen, para anggota yang sudah membaca informasi, tetapi tetap membiarkan dirinya tidak merespon informasi.
Padahal, jelas dalam informasi, anggota grup diminta semisal, hanyamerespon dengan menjawab, memberi pernyataan/kepastian. Mirisnya, respons yang ditunggu sampai batas waktu yang ditentukan, tetap tidak dilakukan.