Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

(21) Bilakah Saya Sombong?

12 April 2023   09:27 Diperbarui: 12 April 2023   09:59 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(21) Bilakah Saya Sombong?
Ilustrasi Supartono JW

(7) Bersikap kasar. Praktik sombong, dan kesombongan, pada kenyataannya sering disertai dengan sikap yang kasar. Sikap yang kasar mudah diidentifikasi saat melakukan berkomunikasi memberikan pendapat, disertai perilaku yang tidak sopan, membentak, menghina, dan sebagainya. Mirisnya, orang yang sombong itu, biasanya, percaya bahwa dirinya lebih spesial dari orang lain. Sehingga tidak peka terhadap perasaan atau kebutuhan orang lain.

Pada akhirnya, sombong dan kesombongan membentuk karakter manusia yang tidak tahu diri, tidak tahu malu, tidak peduli, tidak punya sempati-empati, tidak santun, individualis, egois, dan tidak rendah hati.

Tanda-tanda

Selain sikap/karakter sombong yang menjadi kesombongan, untuk terbebas dari api neraka, secara umum tanda-tandanya adalah:
(1) Tauhid. Tauhid adalah menjadikan Allah satu-satunya yang disembah. Tauhid menjadi jaminan seseorang mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Tauhid adalah meyakini keesaan Allah SWT.
(2) Memperbanyak amal saleh. Amal saleh adalah perbuatan yang sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama seperti perbuatan baik terhadap sesama manusia dengan ikhlas, tidak riya (pamer).
(3) Amalan besar yang dapat membebasakan diri kita dari neraka yaitu tobat dan istighfar. Tobat adalah sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan, kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar, jera (tidak akan berbuat lagi. Dan, Istigfar adalah permohonan ampun kepada Allah.

Berkah Ramadhan di Indonesia

Sebelum hari ke-21, sejatinya, masyarakat Indonesia sudah ditunjukkan sikap dan perbuatan dari orang-orang yang memiliki ciri-ciri sombong dan melakukan kesombongan, mulai dari rakyat jelata sampai orang-orang yang merasa atau dianggap golongan elite di negeri ini.

Sebagai contoh, kasus pembatalan Piala Dunia U-20 yang pada akhirnya Indonesia tidak dihukum berat oleh FIFA. Di dalamnya ada ulah dari orang yang sombong dan melakukan kesombongan, tetapi yang dimenangkan olehNya, tetap yang rendah hati.

Berikutnya, betapa mudahnya, Allah memiskinkan harta orang melalui tangan-tangan manusia juga. Sebab, orang yang kaya harta tersebut, keluarganya telah sembong dan melakukan kesombongan di atas harta yang bukan haknya. 

Contoh lainnya, banyak. Namun, yang pasti, orang-orang yang melakukan kesombongan tentu adalah bagian dari orang-orang yang lemah tauhidnya, tidak melakukan amal saleh dengan benar baik, tidak ikhlas, malah riya (pamer), dan jauh dari perbuatan tobat dan istigfar.

Semoga, saya, kita, menjadi bagian dari orang-orang yang tahu diri, rendah hati karena tauhidnya, amalan salehnya, tobatnya, dan istigfarnya. Aamiin.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun