1445 H (8) Menjadi Pribadi Tak Buru-Buru, Tak Bertele-Tele
Pendapat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
"Saya tidak ingin melakukan seperti itu, salat sebaiknya mengikuti tuntunan Rasulullah SAW dilakukan dengan tenang, khusu' dan penuh tadabbur makna bacaan salat, dalam bahasa fiqh harus tumakninah," ujar Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur kepada wartawan, Sabtu (16/3).
Imam 'Tarawih kilat' di ponpes tersebut hanya membaca 1 ayat per rakaat. Menurut, Fahrur, hal itu tak mengapa asal Surat Al-Fatihah dibaca sebelumnya.
"Soal diterima atau tidak itu urusan Allah SWT, namun sebaiknya salat tidak terlalu cepat dan tidak terlalu panjang, sedang saja seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW," jelas Fahrur.
Refleksi
Adanya Salat Tarawih dan Witir kilat, yang mengemuka pada Ramadan kali ini, mumpung sekarang masih dalam fase Rahmat, banyak hal yang dapat dipetik dari peristiwa ini. Bagi saya, menjadi pelajaran dan pendidikan iman dan Islam yang kuat bagi Umat Muslim Indonesia, pasalnya, MUI, PP Muhammadiyah, dan PBNU memberikan respon dan tanggapan yang sama. Sebab ini terkait Ibadah Utama, Salat. Di antaranya:
(1) Dari peristiwa Ini ada yang wajib kita syukuri, sebab PP Muhammadiyah dan PBNU (baca: Pemerintah) juga sudah memberikan contoh memiliki pandangan yang sama-sama kuat, sesuai keyakinannya terhadap penentuan awal Ramadan yang berbeda, namun dalam hal Salat, tetap satu pemikiran, sama. Artinya apa? Tentu kita semua dapat menerjemahkan maknanya.
(2) Dari pelajaran tetang Salat Tarawih yang kilat ini, bagi saya pribadi menjadi semakin memahami tentang apa itu tumakninah, yang diterapkan dalam Salat.
Efeknya akan mendarah daging dalam setiap sikap dan perbuatan kita, agar menjadi pribadi yang tenang. Tidak tergesa-gesa, tidak terburu-buru, tidak menjadi pencuri Salat. Tentunya dalam praktik kehidupan nyata, tidak menjadi "pencuri" seperti di lakukan oleh orang-orang yang takut kehilangan yang bukan milik. Gila harta, jabatan, dan kekuasaan.
(3) Pelajaran berikutnya, sebab, sebaiknya Salat tidak terlalu cepat dan tidak terlalu panjang, sedang saja seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, maka dalam kehidupan nyata, kita dapat menjadi pribadi yang dalam setiap langkah sikap dan perbuatan, selalu hati-hati, konsentrasi, penuh pemikiran yang matang, hati yang bersih, sehingga dalam melaksanakan tentang "apa pun" hasilnya akan berkualitas. Karena tidak meremehkan, tidak tergesa-gesa, buru-buru, pun tidak berlarut-larut atau bertele-tele.
Semoga, saya dapat selalu melaksanakan Salat seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu panjang, dalam kehidupan nyata, pun dapat senantiasa menjadi pribadi yang berkualitas, karena dalam setiap langkah, tidak terburu-buru, pun tanpa bertele-tele. Aamiin. Aamiin. Aamiin.