Supartono JW
Supartono JW Konsultan

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

1445 H (29) Pandai Berterima Kasih

8 April 2024   10:25 Diperbarui: 8 April 2024   13:25 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1445 H (29) Pandai Berterima Kasih
Ilustrasi Supartono JW

Sebab kaya pikiran dan kaya hati, orang yang pandai bersyukur, akan pandai berterima kasih.

(Supartono JW.08042024)

Ibadah Ramadan 1445 Hijriah di +62, sudah memasuki hari ke-29/28. Bila lebaran tahun ini jatuh pada 10 April 2024, artinya bagi Umat Muslim Indonesia, Idul Fitri 1445 Hijriah tinggal dua hari.

Sebab perjalanan Ibadah Ramadan sudah ditempuh selama 29/28 hingga hari ini, fase rahmat, ampunan, sudah kita lewati. Kini tinggal menyisakan dua hari fase untuk terbebas dari api neraka, sudahkah kita merasakan syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah? Sudahkah kita berterima kasih dan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang selama ini sudah menjadi bagian dalam hidup kita?

Mengapa berterima kasih?

Menurut KBBI, terima kasih artinya rasa syukur. Syukur artinya "rasa terima kasih kepada Allah." Artinya yang lain adalah "untunglah (pernyataan lega, senang, dan sebagainya)

Semoga saya, kita, tidak termasuk golongan orang-orang  lupa, bahkan enggan untuk mengucapkannya. Sebab berterima kasih atau mengucapkan terima kasih adalah:

(1) Penghargaan
Berterima kasih atau mengucapkan terima kasih berarti menghargai jasa orang lain karena telah membantu. Sehingga membuat langkah saya, kita menjadi lebih mudah atas bantuannya, dukungannya, kepeduliaanya, dll.

(2) Meningkatkan bahagia
Ucapan terima kasih juga mampu meningkatkan kebahagiaan orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya perasaan bahwa usahanya telah dihargai. Meningkatnya kebahagiaan juga mampu membuat orang tersebut menjalani hidup dengan lebih baik. Tahu bahwa hidup tidak bisa sendiri. Tahu bahwa bila tidak dibantu, tidak ditolong, belum tentu apa yang dilakukan atau langkahnya belum tentu tercapai atau berhasil.

(3) Menjaga hubungan
Bila sudah ada perasaan dan sikap menghargai, memberikan kebahagiaan, tentu akan terjalin dan terjaga hubungan maupun tali silaturahmi yang akan membawa manfaat di masa depan terutama saat membutuhkan bantuan. Sebab, banyak orang yang hanya ingat dan berterima kasih saat masih dekat, saat membutuhkan. Tetapi saat jauh atau sudah tidak membutuhkan, sudah lupa.

Jadi, akan diketahui bahwa ada orang yang dekat hanya saat butuh bantuan. Ada orang yang dekat saat mau memanfaatkan.

(4)  Rasa Syukur
Orang yang menghargai bantuan atau pertolongan, memberikan kebahagiaan, dan menjaga hubungan atau tali silaturahmi, butuh atau tidak butuh, tetap dekat. Saling memberi dan menguntungkan, tidak saling memanfaatkan, maka orang yang demikian itu, adalah orang yang memiliki rasa syukur, pandai bersyukur atas semua yang sudah didapatkan. Atas semua bantuan orang lain, maka akan sangat ringan berterima kasih atau mengucapan terima kasih.

Berterima kasih atau mengucapkan terima kasih adalah salah satu bentuk syukur akan kehadiran orang lain dalam kehidupan. Rasa syukur ini pun tak hanya berkaitan dengan orang tersebut saja, namun juga kepada Tuhan secara tidak langsung.

Terima kasih dalam Islam

Sesuai ajaran Islam, ketika kita mendapatkan sesuatu, hendaknya segera mengucapkan terima kasih.

Dalil terima kasih dalam Islam, mengucapkan terima kasih kepada orang yang berbaik hati pada kita adalah suatu keharusan. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda tentang hal ini. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk mengucap "Jazakallah khairan" kepada orang yang memberi bantuan.

Dalam buku Zikir dan Do'a dalam Tuntunan Al-Kitab dan Al-Sunnah oleh Syaikh Abd al-Razaq al-Badr (2020), diriwayatkan oleh Tirmidzi:
Artinya: "Usamah bin Zaid berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang dibuatkan kepadanya kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya: "Jazakallah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh ia telah benar-benar meninggikan pujian". (HR. Tirmidzi)

Sebab, ucapan terima kasih adalah sebaik-baiknya ucapan yang disampaikan kepada orang yang telah berbaik hati membantu, memberi, dan berbagi dengan kita. Selain meneladani Rasulullah SAW, mengucapkan terima kasih juga menjadi pertanda etika seseorang.

Dalam hadis, ucapan terima kasih dalam Islam yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah Jazakallah khairan. Selain itu, ada juga ucapan lain yang bisa digunakan.

Dalam buku Percakapan Bahasa Arab untuk perjalanan Haji & Umroh oleh Chatibul Umam (2003), diungkap macam-macam ucapan terima kasih dalam Islam di antaranya:

(1) Jazakallahu khairan: semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.

(2) Syukran katsiran: terima kasih banyak.

(3) Syukran jazilan: terima kasih banyak.

(4) Syukran alaa kulii syaiin: terima kasih atas segalanya.

(5) Syukran alaa musaa'adatika: terima kasih atas bantuannya.

(6) Syukran waafiran: terima kasih banyak.

Sementara ucapan untuk berterima kasih kepada orang lain, ada juga ada yang mengucapkan dengan model:

(1) "Syukran, semoga Allah membalas kebaikanmu secara berlipat".

(2) "Alhamdulillah, syukran katsiran atas bantuannya".

(3) "Mashaallah, syukran alaa kulii syaiin".

(4) "Jazakallahu khairan, kebaikanmu tidak bisa aku gantikan".

(5) "Jazakallahu khairan katsiran. Mudah-mudahan Allah membalas semua kebaikanmu".

Bagi orang-orang yang pandai bersyukur, tentu akan pandai berterima kasih. Sesuai Al-Quran Surat Luqman: 12:  Artinya: Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”

Sejarah HKTI

Di luar ajaran Islam, tentang terima kasih, dunia telah mencatat bahwa tanggal 11 Januari diperingati sebagai Hari Terima Kasih Internasional (HTKI). Di setiap peringatan HKTI, masyarakat diingatkan dan diharapkan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada semua orang yang berarti dalam kehidupannya.

Kemudian, akan terbiasa dan terbudaya mengucapkan terima kasih setiap kali mendapat bantuan dan pertolongan dari orang lain.

Kata "terima kasih" di luar Islam ini, ada yang meyakini diawali antara tahun 450 dan tahun 1100 Masehi. Kata ini merupakan kata benda yang dalam bahasa Inggris Kuno berarti "pikiran baik atau perasaan terhibur terhadap siapa pun atas bantuan atau jasa".

Kebiasaan mengucapkan terima kasih dimulai pada masa revolusi komersial abad ke-16 dan ke-17. Bahasa ini populer di kalangan kelas menengah yang sering menggunakannya karena merupakan jenis bahasa yang didengar dan digunakan di kantor dan toko.

Penggunaan "terima kasih" akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan dianggap penting sehingga ditetapkan peringatan khusus Hari Terima Kasih Internasional pada 11 Januari yang dirayakan hingga kini.

Yang pasti, baik dalam ajaran Islam mau pun lainnya, mengucapkan terima kasih merupakan bentuk sopan santun yang perlu ditanamkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski nampak sederhana, namun, masih ada orang yang lupa atau mengabaikan ucapan terima kasih, karena pikiran dan hatinya masih tertutup oleh nafsu duniawi. Sehingga, orang yang mengabaikan ucapan terima kasih adalah orang yang belum selesai dengan dirinya. Belum pandai bersyukur.

Orang yang kaya pikiran, kaya hati, sudah selesai dengan dirinya, selalu pandai bersyukur, akan selalu berterima kasih atau mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantunya, menolongnya.

Ucapan terima kasih adalah adanya tanda rasa syukur seseorang atas apa yang sudah didapatkan, diraih, atas upaya dan bantuan orang lain. Orang yang memiliki rasa syukur, di dalam dirinya akan senantiasa terawat energi positif yang meningkatkan kesehatan.

Energi positif pun dapat membantu seseorang yang pandai berterima kasih, dapat menghadapi kesulitan hidup,  serta senantiasa dapat membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, kekeluargaan, lingkungan sekitar, lingkungan sekolah, kuliah, kerja, hingga dalam kehidupan berbangsa dab bernegara.

Orang yang pandai bersyukur, akan pandai berterima kasih. Semoga, saya dapat terus memperbaiki diri, terus belajar, agar menjadi orang yang pandai bersyukur, pandai berterima kasih. Tidak sekadar memanfaatkan orang lain untuk mencari keuntungan dan kepentingan pribadi, sudah begitu, tidak pandai bersyukur, pun tidak pandai berterima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun