Sofi Mahfudz
Sofi Mahfudz Wiraswasta

Suka Bisnis dan Nulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Meski Puasa dan Corona, Tidak Ada Alasan Malas Berolahraga

10 Mei 2020   20:53 Diperbarui: 10 Mei 2020   20:44 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski Puasa dan Corona, Tidak Ada Alasan Malas Berolahraga
(Keponakan, partner olahraga. Dokpri)

Sebelum Corona

Saat virus Corona belum datang, saya sering ke stadion Chanda Bhirawa Pare Kediri. Berjarak sekitar 7 km dari rumah. Untuk berolahraga.

Saya biasa ke sana jam 5.30 pagi. Jogging bersama pengunjung lain yang juga olahraga mengelilingi lapangan stadion.

Sejak Corona datang dan Pare sempat dimasukkan dalam zona merah, sejak itu pula saya sudah tidak pernah ke stadion lagi.

Sebagai gantinya, saya olahraga di rumah. Kadang cukup jalan santai saja. Dengan HP di tangan dan aplikasi Pedometer diaktifkan. Untuk memantau sudah berapa langkah kaki saya. 

Bersama keponakan, kami saling sounding untuk olahraga muter mbale (Mengelilingi ruang tamu). Sambil memantau jumlah langkah kaki lewat Pedometer masing-masing.

Jika mood sedang bagus alias sedang bersemangat, saya melakukan circuit training.

Circuit Training (Sumber: thevarsity.ca)
Circuit Training (Sumber: thevarsity.ca)
Efek Olahraga

Saya merasa, kondisi badan yang sering olahraga dengan badan yang jarang dibuat olahraga sangat terasa berbedanya.

Saat rajin olahraga, badan saya terasa lebih bugar. Sebaliknya, jika lama tidak olahraga, badan jadi tidak bugar. Nglentruk saja bawaannya. Alias tidak bersemangat.

Olahraga Saat Puasa

Nah, ketika puasa, saat makan dan minum dibatasi hanya saat sahur dan buka saja, kita cenderung jadi mager. Betul tidak?

Inginnya tiduran, rebahan, males-malesan saja. Dari sahur sampai buka puasa. Alasannya lapar. Tidak bertenaga.

Padahal, bermalas-malasan saat puasa juga kurang baik. Sebaliknya, dengan berolahraga meski puasa, badan menjadi lebih sehat dan bugar.

Tentang waktu yang tepat untuk berolahraga, ada perbedaan pendapat  diantara para ahli.

Pendapat Pertama:

Ada ahli medis yang mengatakan bahwa waktu olahraga yang pas itu sore hari. Mendekati saat berbuka. Alasannya, jika kita merasa haus, kita bisa segera minum. Karena berdekatan dengan waktu berbuka.

Sedangkan intensitasnya juga disesuaikan. Jangan terlalu berat. Cukup yang ringan-ringan saja. Mengingat sudah seharian tubuh tidak mendapat asupan.

Sedang opsi olahraga di malam hari juga tidak dianjurkan. Mengingat saat berpuasa, tubuh rentan mengalami dehidrasi. Setiap selesei olahraga, metabolisme tubuh meningkat. Suhu tubuh menjadi lebih hangat. Nah, karena siangnya tubuh dehidrasi, malamnya tubuh menghangat setelah olahraga, akibatnya bisa mengganggu tidur. Dampak lanjutannya, bisa-bisa sahur jadi malas.

Pendapat Kedua:

Namun, ada juga ahli medis yang mengatakan bahwa sebaiknya olahraga dilakukan saat malam hari. Karena setelah selama 14 jam tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman, setelah berbuka, tubuh menjadi terhidrasi.

Penting juga diperhatikan, saat olahraga di malam hari, olahraganya tidak boleh langsung setelah berbuka. Harus dikasih jeda. Misalnya olahraganya setelah sholat Tarawih.

Selain itu, olahraganya juga tidak boleh mendekati waktu tidur supaya kualitas tidur tidak terganggu.

Terlepas dari 2 pendapat yang berbeda, saya pribadi lebih memilih olahraga di sore hari. Lebih nyaman saja. Dan olahraga yang saya jalani yang ringan-ringan saja yakni jalan santai.

Jalan santai terlihat sepele, ya. Tapi bermanfaat banget untuk tubuh ini. Selain juga ini olahraga yang cocok dikala menahan rasa haus dan lapar karena puasa.

Manfaat dari olahraga jalan santai yang saya rasakan antara lain bisa menurunkan berat badan. Selain itu saya juga nggak gampang stres serta tubuh lebih terasa fit.

Gimana, hari ini sudah olahraga belum?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun