Fergusoo
Fergusoo Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Connecting Happiness dengan Balita Stunting dan Gizi Kurang (Gikur)

8 Mei 2020   19:09 Diperbarui: 8 Mei 2020   19:21 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa telur?
Telur memiliki kandungan gizi yang baik, seperti protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur juga komoditi yang mudah didapat dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Telur baik digunakan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita yang kekurangan gizi. Oleh karena itu, telur menjadi bantuan yang kami salurkan ke keluarga yang memilii balita stunting.

Ketiga, kami pun membagi tim dan bergerak sesuai dengan pembagian kerja masing-masing. Ada baiknya sebelum turun kelapangan, ikut sertakanlah Kader kesehatan desa sebagai penunjuk arah dan membantu mediasi jika ada warga yang menolak.

Selama kegiatan ini berjalan, syukur kami tak mendapatkan hambatan yang berarti. Dari rumah ke rumah, berpanas-panasan dan sesekali dibasahi hujan yang menyergap kami tiba-tiba tidak membuat kami menyerah apalagi berkeluh kesah.

Dalam setiap atap rumah yang kami masuki, rata-rata dengan kondisi yang memprihatinkan. Keadaan ekonomi merupakan salah satu alasan mengapa balita mereka menjadi stunting dan mengalami gikur.

Sebelum kami memberikan bantuan, tidak lupa kami memperkenalkan diri. Lalu mengajak mereka bertukar pikiran dan ikut bertenggang rasa dengan kondisi yang saat ini mereka hadapi.

Banyak dari mereka yang mengaku bahwa tidak menginnginkan hidup dengan kondisi yang berat seperti ini. Namun, karena telah menjadi jalan hidup, hal itu pun tetap dilalui dengan hati sabar dan tawakal.

Saat kepulangan kami, mereka banyak bersyukur atas bantuan yang telah diberikan. Kami pun mengelak bahwa itu adalah bantuan yang diberikan oleh seorang yang dermawan. Kami hanya perantara.

Tak lupa kami memberikan sedikit edukasi tentang pola asuh agar sang anak yang mengalami stunting atau balita ini menjadi normal dan gizinya bisa terpenuhi. Tidak cuma itu, sedikit informasi tentang pencegahan virus corona juga turut serta  kami berikan.

Berfoto bersama dan menutup hari itu dengan melihat senyuman mereka, rasanya lengkap sudah puasa hari ini. Walau berpanas-panasan, rasa lelah itu terbayar dengan kebahagian mereka.

Mungkin dari senyuman mereka, itulah yang disebut-sebut connecting happiness oleh moderator kompasiana.

Semoga pengalaman ini bisa mengilhami. Terus sebar kebaikan dimana saja dan kapan saja.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun