Soufie Retorika
Soufie Retorika Penulis

Ibu rumah tangga, yang roastery coffee dan suka menulis feature, juga jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lebih Hemat Tidak Mudik

21 Mei 2020   22:17 Diperbarui: 21 Mei 2020   22:15 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebih Hemat Tidak Mudik
#JanganMudikDulu. Dok. Pribadi

Jadi ada teman senasib jika kamu-kamu dan kamu tidak bisa mudik.

Tahukah ? Bahwa 21 Mei 2020 ini dari update data Gugus Covid 19, hampir seribu penambahan penderita Mbak Corona, tepatnya 973 penderita. Sedih kan...

Hiks, sementara di luar sana orang masih membandel memenuhi pasar dan tempat ramai. Dan kita masih ngotot buat mudik, padahal keluarga dan orang tua juga tahu kondisi ini tidak memungkinkan.. jadi kenapa juga harus ndableg... Sia-sia perjuangan 2,5 bulan bersabar di rumah saja, cuma karena hal kecil yakni mudik. 

Bukankah kita tahu alasan jangan mudik dulu, karena untuk melindungi diri dan keluarga dari Covid 19 ini.

Screenshot Facebook Dini Setyawati
Screenshot Facebook Dini Setyawati

Tahun Ini Ramadhan Paling Irit

Tahun ini Ramadhan paling irit kata temanku Erna. Why ??? Alasannya karena pengeluaran jauh lebih sedikit, karena tidak pergi ke mana-mana. Masak sendiri, seminimal mungkin berbelanja, apa adanya yang bisa dibeli online, atau di warung terdekat, tidak menyiapkan baju lebaran dan tidak menyiapkan ongkos mudik keluarga yang tentunya banyak biaya tak terduga selama perjalanan, selama tinggal di kampung halaman dan kembali lagi ke rumah.

Meskipun mereka tidak menginginkan hal ini, tetap di rumah saja. Meski pun juga ingin berkumpul dengan orang tua dan keluarga besar. Dan anak-anak tidak mengeluh karena tidak mudik, jadi orang tua juga bisa seperti anak-anak lebih memahami kondisi.

Mudik bisa diganti dengan video call, telponan, zoom, dan banyak cara lainnya bersilaturahmi. Semoga dengan kesadaran demikian kita berperan mengurangi orang dalam pengawasan (ODP) yang diperkirakan menjadi carrier (pembawa) dan mengurangi pasien dalam pengawasan (PDP).

Pada sebuah kasus di kota kami setelah 1  pasien positif, dilakukan penelusuran yang bertemu, bersentuhan dengan penderita. Setelah di data terdapat lebih dari 20 orang dan 30 orang. Berarti, jika kita tidak mudik kita sudah menyelamatkan banyak orang.

Kompasianer Palembang (Kompal)
Kompasianer Palembang (Kompal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun