Sri Maryati
Sri Maryati Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Potensi Ekonomi Ramadan dan Nasib Petani Garam

5 Maret 2024   15:19 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:34 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi Ekonomi Ramadan dan Nasib Petani Garam
Aneka produk garam dapur di rak supermaket (dokpri)

Menurut data statistik, penggunaan garam untuk industri secara nasional mencapai lebih dari 3 juta ton per-tahun. Sedangkan untuk konsumsi dapur hanya menyerap sekitar 0,7 juta ton per-tahun.

Konsumsi garam nasional idealnya berasal dari garam rakyat yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi garam briket untuk bahan pengawet dan keperluan industri, garam halus untuk garam meja atau dapur dan sangat halus untuk bahan baku hujan buatan.

Teknologi industri garam di Indonesia dibandingkan dengan negara lain seperti Australia atau India kondisinya masih tertinggal. Kita belum mampu melakukan proses produksi garam secara optimal.

Padahal sudah ada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki ribuan peneliti. Kenapa BRIN belum peduli terhadap masalah pergaraman rakyat? [SRIM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun