Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Administrasi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kojima, Hidup Sehat Tanpa Obat

4 Mei 2021   22:18 Diperbarui: 4 Mei 2021   22:38 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kojima, Hidup Sehat Tanpa Obat
Foto kreasi sendiri menggunakan canva,

Tidak terasa setahun lebih sejak diumumkan pertama kali adanya orang Indonesia yang terpapar virus Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020, menjadikan Indonesia ikut terdampak pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia.  Dengan cepat pada tanggal 9 April 2020 pandemi sudah menyebar ke 34 propinsi di Indonesia.  Sejak itu pula pemerintah menganjurkan kita untuk di rumah saja,  dan selanjutnya diadakan PSPB . Pergerakan manusia dibatasi protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Namun virus tetap terus menyebar, kematian demi kematian pun menjadi berita yang setiap hari berlalu-lalang di sekitar kita. Bahkan tenaga medis sebagai garda terdepan perang melawan Virus Corona juga banyak yang wafat karena terpapar virus Covid-19.

Berbagai upaya untuk menjaga kesehatan dan imun tubuh pun digembar-gemborkan dengan berbagai versi. Rempah-rempah dan berbagai bahan herbal mulai dilirik banyak orang, untuk menjaga imun tubuh agar tidak mudah terpapar virus selain menerapkan protokol kesehatan. 

Setelah berbulan-bulan di rumah, akhirnya pemerintah pun menerapkan new Normal   sebagai gaya hidup baru agar kita tetap bisa beraktifitas di luar rumah namun tetap menjaga protokol kesehatan dan selalu menjaga imun tubuh. Karena bagaimana pun kegiatan kehidupan tidak bisa dilakukan hanya di rumah terus menerus, ada hal-hal yang mengharuskan kita juga beraktifitas di luar rumah dengan aman.

Bagi saya yang telah berumur menjelang lansia tentu tidak bisa dengan mudah mengkonsumsi obat, berbagai jenis multi vitamin dan juga bahan herbal tanpa takaran yang pas dari ahlinya walaupun itu tujuannya untuk menjaga imunitas tubuh.  Misalnya, ada yang bilang konsumsi Sambiloto, konsumsi daun Kelor, dan lain sebagainya. Ternyata kalau kita tidak menggunakan dengan takaran yang pas sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, juga akan membawa dampak yang kurang bagus bagi organ tubuh tertentu.

Saya pernah mengalami sendiri, pagi-pagi minum perasan jeruk dan setelah sarapan minum multi vitamin yang berbentuk kaplet, ternyata tubuh saya tidak bisa menerima maksud baik saya untuk memjaga imun tubuh. Akibatnya seharian  kencing  saya bercampur darah, karena saluran kemih  saya tidak bisa menerima perpaduan air jeruk  dan multi vitamin itu. Untunglah saya bisa konsultasi dengan dokter online dan diberikan solusinya, sehingga besok paginya saluran kemih saya sudah sembuh walau masih agak sakit bila ingin berkemih. Karena untuk mendatangi pusat-pusat kesehatan semacam klinik, rumah sakit dan praktek dokter memang saya hindari sejak adanya pandemi ini, jalan satu-satunya konsultasi dokter lewat online yang menurut saya paling aman.

Sejak itu saya selalu berhati-hati bila hendak memasukan sesuatu ke dalam tubuh, menyadari bahwa diri ini sudah bukan muda lagi jadi kekuatan dan ketahanan organ-organ tubuh juga sudah mulai berkurang. Dan saya harus nenjaganya itu.

Bagaimana pun saya tetep butuh sesuatu untuk menjaga imun dan kesehatan tubuh. Akhirnya saya kembali kepada kebiasaan lama, rutinitas yang diajarkan oleh orang-tua saya dulu, yaitu minum madu. Saya juga mulai glooging tentang kombinasi madu yang selain bisa menjaga kesehatan tubuh, namun juga menambah nutrisi bagi tubuh. Apalagi saat berpuasa Ramadan di tengah pandemi seperti ini.

Alhamdulillah saya menemukan "Kojima",  Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten ( Habbatussauda), dan Madu . Sejak saat itu saya menganggap bahwa "Kojima" adalah #MyNewHealthyLifestyle.   Kojima   menjadi trend baru yang diandalkan untuk bisa menjaga kesehatan, imunitas dan juga memberi nutrisi bagi tubuh.

Setiap  berbuka puasa dan sahur tidak pernah lupa saya menyajikan Kojima kepada seluruh anggota keluarga. Karena kebetulan di keluarga kami sudah tidak ada yang berusia di bawah 2 tahun, jadi Kojima akan tetap aman buat seluruh anggota keluarga saya.

Rasa Kojima hangat menyegarkan tenggorokan yang telah seharian menahan dahaga puasa, manisnya juga pas tidak terlalu manis selayaknya madu murni tanpa campuran apapun. Bila bosan kami bisa mencampurkannya dengan rempah-rempah, seperti jahe, kencur,dan  kunyit  yang sekarang banyak tersedia sebagai minuman instant. Atau bisa juga menggunakan Kojima sebagai pengganti selai pada roti tawar takjil berbuka puasa.

Kojima  diproduksi oleh sebuah produsen herbal ternama di Indonesia, yaitu Deltomed  sehingga kita tidak perlu lagi meragukan kualitas Madu, Korma dan Jintan (Habbatusauda) pada Kojima. Dengan mengkonsumsi Kojima saya sudah tidak perlu lagi bolak-balik ke dokter untuk kontrol kesehatan, artinya saya juga sudah tidak perlu lagi minum obat-obat kimiawi hanya untuk menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, asalkan saya juga mampu menjaga keseimbangan asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Kojima sudah bisa diandalkan untuk kita tetap sehat dan prima tanpa obat.

Mengenai manfaat Madu, Korma dan Jintan (Habbatusauda) sendiri telah saya tulis pada tulisan saya sebelumnya. Baca  Kojima, Perpaduan Pas Korma, Jintan dan Madu untuk Jaga Tetap Prima Saat Puasa Kala Pandemi Melanda.

Sebagai #MyNewHealthLifestyle  tidak lupa saya selalu mengupayakan gaya hidup sehat, seperti makanan dengan gizi seimbang sesuai umur, minum air putih yang cukup, olahraga (ringan karena sedang puasa), istirahat yang cukup dan juga selalu berpikir positif dan tidak lupa untuk selalu berdoa memohon perlindungan pada Allah Ta'ala yang merupakan kunci dari segala kehidupan saya. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah juga membuat hidup menjadi tenang dan berkualitas. Dengan terus berupaya menjadi manusia yang lebih baik,  sebagai bentuk permohonan keridhoan  hamba  kepada Khaliknya.

Kudus, 04 April 2021

Salam hangat,

Sri Subekti Astadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun