Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Administrasi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Minimalis atau Kolektor

5 Mei 2021   22:38 Diperbarui: 5 Mei 2021   22:43 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minimalis atau Kolektor
gambar kreasi sendiri dari Canva

Hidup minimalis membuat kita menjadi lebih hemat dan keuangan menjadi lebih sehat,  karena tak lagi berhasrat mengoleksi barang ,  tidak lagi tergoda dengan aneka diskon dan sale dan juga mengurangi biaya untuk merawat barang-barang tersebut. Sehingga uang yang ada bisa kita alihkan untuk investasi jangka panjang, misalnya untuk membeli emas, ditabung untuk membeli barang yang berharga mahal, seperi tanah dan rumah. Dan yang tak kalah pentingnya uang bisa kita pakai untuk investari akherat dengan banyak beramal dan bersedekah.

Semakin sedikit barang, kita semakin punya banyak waktu untuk merawat barang-barang yang kita punya sehingga akan menjadi awet, tidak perlu membeli barang lagi yang berarti pula kita bisa meninimalkan sampah. Kita bisa lebih memanfaatkan waktu serta memberikan prioritas terhadap hal-hal yang memiliki urgensi tinggi. Pola hidup lebih teratur karena menata rumah menjadi lebih singkat, waktu yang ada bisa digunakan untuk lebih tekun beribadah atau menjalani hobi hingga upgrade skill daripada berkutat dengan barang-barang koleksi saja.

Konsep hidup minimalis juga menjadikan pikiran lebih tenang dan nyaman, karena kita akan merasa cukup dengan barang yang kita miliki, tidak terobsesi untuk mengikuti gengsi yang dibentuk lingkungan.

Bagaimana, kamu pilih hidup dengan koleksimu, atau memulai gaya hidup minimalis. Semua itu pilihan  tergantung pada dirimu sendiri.

Kalau saya sih, pilih big No... untuk mengoleksi sesuatu, apalagi usia saya sudah tak muda lagi. Harus punya banyak waktu untuk menikmati hidup dan untuk beribadah dari pada sekedar merawar barang yang kelak kalau saya mati tidak bisa saya bawa dan tidak bisa menolong saya di akherat kelak. yang ada justru kita dimintai pertanggung-jawaban pada barang-barang yang kita miliki dan asal kita mempunyai barang tersebut.

Seingatku, koleksi yang pernah aku lakukan hanya koleksi perangko saja, itu pun tak berlangsung lama setelah bosan perangko-perangko itu saya berikan pada orang lain.

Semoga tulisan ini bermanfaat, bisa menjadi pilihan gaya hidup kamu.

Kudus, 5 Mei 2021

Salam hangat,

Sri Subekti Astadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun