Lapa-lapa, Makanan Khas Sulawesi Tenggara yang Selalu Dirindukan Saat di Tanah Rantau
Sejauh manapun tempat merantau, kampung halaman akan selalu menjadi bagian yang selalu dirindukan.
Kampung halaman, dimana tempat kita dilahirkan dan dibesarkan, tempat bertemu teman masa kecil, tempat mendapatkan kasih sayang orang tua dan keluarga secara langsung serta tempat yang paling nyaman untuk ditinggali.
Selalu ada alasan yang dirindukan di kampung halaman kala berada di tanah rantau.
Melepas rindu dengan kampung halaman bukan hanya soal tempat dan orang-orangnya, tapi juga tentang makanan khas dari sebuah daerah yang jarang atau bahkan tidak bisa ditemui di tempat lain, kecuali di kampung halaman kita.
Lapa-lapa adalah makanan khas asli Sulawesi Tenggara yang biasanya dibuat dan disajikan dimomen lebaran.
Jika daerah kebanyakan di Indonesia menyajikan lontong dan ketupat, di Sulawesi Tenggara menyajikan lapa-lapa untuk menemani lauk pauk khas lebaran.
Jenis makanan dengan cita rasa gurih dan nikmat ini adalah makanan yang selalu saya rindukan ketika berada di perantauan.
Menu khas lebaran ini adalah menu utama yang akan dihidangkan untuk menemani lauk pauk yang tersedia di meja makan.
Cara membuat lapa-lapa cukup sederhana bagi yang sudah sering atau terbiasa membuatnya.
Kulit lapa-lapa ini dibuat dari daun kelapa muda (janur) atau dalam bahasa daerah disebut Bale. Sedangkan untuk isiannya, diisi dengan beras putih yang dicampur dengan ketan atau beras merah, kemudian dimasak dengan santan kelapa hingga setengah matang, lalu dibungkus dengan daun kelapa dan diikat dengan tali dengan bentuk memanjang.
Lapa-lapa kemudian direbus hingga matang kurang lebih empat jam. Sebaiknya direbus diapi kayu untuk mendapatkan tingkat kematangan yang sempurna dengan rasa yang lebih nikmat.
Rasa Lapa-lapa yang enak dan gurih bisa disajikan bersama dengan opor ayam atau rendang. Namun biasanya tergantung daerahnya masing-masing. Karena Sulawesi Tenggara terdiri atas beberapa wilayah atau daerah yang memiliki lauk khas tersendiri.
Misalnya saja daerah di Muna, biasanya menyantap lapa-lapa dengan ayam kagholo atau parende. Rasanya? ah mantap, yummy, luar biasa, numero uno pokoknya.