Suciati Lia
Suciati Lia Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual

10 Maret 2024   05:35 Diperbarui: 10 Maret 2024   07:26 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual
sumberĀ (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

e. Sebaiknya, jangan berbuat yang dilarang seperti duduk di pusaran makam, meminta pertolongan kepada jenazah, berkata tidak sopan atau melakukan thawaf atau berkeliling dengn tujuan memohon manfaat.

Jadi, tradisi nyekar yang dilakukan menjelang Ramadan bukan sekadar kita melakukan kunjungan ke makam tapi merupakan aksi nyata yang penuh nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya. Melalui tradisi nyekar, kita tidak hanya menyiapkan diri secara spiritual menjelang Ramadan tetapi juga menguatkan ikatan kekeluargaan baik yang masih hidup atau telah tiada. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan memberikan doa agar tenang di sisi-Nya. Tak hanya itu, tradisi nyekar merupakan bagian integral dari budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia yang turut membentuk identitas dan kebersamaan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun