Suciati Lia
Suciati Lia Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual

10 Maret 2024   05:35 Diperbarui: 10 Maret 2024   07:26 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual
sumberĀ (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Tradisi Nyekar Menjelang Ramadan: Menyucikan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Spiritual

Menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi masyarakat melakukan nyekar atau ziarah ke makam orang yang lebih dahulu meninggal baik itu keluarganya, tokoh agama, ulama, dan orang yang berjasa lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengunjungi makam dan mendoakan almarhum. Nyekar merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini dilakukan baik itu di awal Ramadan atau menjelang idul fitri. Hal ini sebagai tradisi untuk menghormati dan mendoakan orang yang telah tiada agar tenang di sisi-Nya.

Tradisi nyekar menjadi salah satu bentuk perwujudan penghormatan kepada sesepuh atau leluhur yang telah berjasa. Melalui kunjungan ke makam, setidaknya kita mengenang jasa-jasanya dalam membantu keluarga atau berjasa dalam bidang tertentu yang sampai saat ini kita rasakan. Selain itu, melalui momen tersebut biasanya dimanfaatkan keluarga besar berkumpul dan berangkat bersama ke makam. Hal ini dapat menguatkan makna kekeluargaan dan kebersamaan semakin baik.

Pada dasarnya melakukan nyekar sangat baik bagi penziarah sebagai bentuk syukur atas karunia waktu hidup yang dimiliki. Sehingga penziarah mengingat kematian untuk menyiapkan diri bila sewaktu-waktu Allah memanggilnya pulang untuk selamanya. Sebagai manusia yang beriman tentu kita dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin tidak hanya saat Ramadan tapi semua waktu yang ada untuk beribadah sebagai bekal hidup di akhirat kelak. Apa yang kita perbuat, itulah yang menjadi bekal kelas di alam barzah. Tidak ada lagi kemewahan dan kesombongan yang bisa membantu kita selain amal perbuatan. Saat ziarah itulah terkadang kita diingatkan akan kematian yang terkadang semua orang ingin diberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup.

Selain tradisi nyekar, masyarakat juga bergotong royong membersihkan makam agar terlihat bersih dan terawat. Hal ini dapat menguatkan ikatan sosial di antara anggota masyarakat. Dengan begitu berbagi momen, saling menguatkan, dan saling memberikan dukungan moral menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi yang patut dilestarikan.

Dikutip dari situs Lembaga Amil Zakat Nasional Mizan, ada beberapa adab apabila kita melakukan ziarah kubur, antara lain

a. Berwudu

b. Mengucapkan salam

c. Membaca surat-surat pendek (surat Makkiyah)

d. Menbaca doa ziarah kubur

e. Sebaiknya, jangan berbuat yang dilarang seperti duduk di pusaran makam, meminta pertolongan kepada jenazah, berkata tidak sopan atau melakukan thawaf atau berkeliling dengn tujuan memohon manfaat.

Jadi, tradisi nyekar yang dilakukan menjelang Ramadan bukan sekadar kita melakukan kunjungan ke makam tapi merupakan aksi nyata yang penuh nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya. Melalui tradisi nyekar, kita tidak hanya menyiapkan diri secara spiritual menjelang Ramadan tetapi juga menguatkan ikatan kekeluargaan baik yang masih hidup atau telah tiada. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan memberikan doa agar tenang di sisi-Nya. Tak hanya itu, tradisi nyekar merupakan bagian integral dari budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia yang turut membentuk identitas dan kebersamaan dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun