Sudi Harjanto
Sudi Harjanto Dokter

Penikmat sejarah

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Premanisme di Sidoarjo Era Medang (Prasasti Kaladi)

8 Agustus 2019   21:22 Diperbarui: 8 Agustus 2019   21:34 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prasasti Kaladi berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu.

Dyah Balitung merupakan raja yang memerintah Medang (Mataram Kuno) setelah Rakai Kayuwangi.

Prasasti ini menceriterakan tentang penetapan Desa Kaladi, Gayam, dan Pyapya, yang semuanya masuk wilayah (samgat) Bawa, menjadi sima atas permohonan Dapunta Suddhara dan Dapunta Dampi kepada Raja Rakai Watukura Dyah Balitung. Adapun sebabnya ialah karena semula ada hutan yang memisahkan desa-desa itu yang menyebabkan ketakutan.

Prasasti Kaladi berangka tahun 831 aka atau 909 M, dengan menggunakan aksara Kawi tipe standard dengan variasi serta menggunakan bahasa Jawa Kuno yang dituliskan dalam bentuk prosa.

Prasasti ini dipahatkan di atas tembaga (tamra prasasti) yang berjumlah 10 lempeng, akan tetapi yang 2 lempeng hilang, yaitu lempeng nomor 3 dan 5.

Sekarang yang 8 lempeng prasasti Kaladi disimpang di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E71.

Pya pya ~ desa Pepe (sedati)

Kapulungan ~ pulungan ( sedati )

Pagar ~ dsn pager ,sawotratap

Gayam Tbel
~ dsn Gayam, Ds Tebel buduran sda

Wedi ~ ketakutan
ada desa Wedi, dekat Betro
antara sawotratap dan pulungan sedati sidoarjo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun