Sudomo
Sudomo Guru

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Makna Ramadan bagi Budaya Literasi Islami Buah Hati

1 April 2023   00:05 Diperbarui: 1 April 2023   04:07 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Ramadan bagi Budaya Literasi Islami Buah Hati
Ilustrasi anak sedang belajar doa sehari-hari (Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Ramadan dapat dimaknai sebagai peningkatan iman dan takwa sekaligus menciptakan budaya literasi Islami buah hati lewat kehangatan keluarga.

Kehangatan dalam keluarga salah satunya kedekatan emosional dengan anak. Tidak dipungkiri bahwa sebelum bulan Ramadan, orang tua pekerja banyak kehilangan waktu berkumpul dengan buah hatinya. 

Kesibukan seringkali menjadi alasan utama. Pagi berangkat kerja, sore baru bisa bertemu buah hatinya. 

Hal ini tentu sedikit banyak memengaruhi kualitas hubungan dengan anak. Terutama anak yang masih balita. Perlahan akan lebih dekat dengan pengasuhnya. 

Sementara orang tua, sedikit banyak tertinggal tumbuh kembang anaknya. Terlebih jika anaknya masih berada dalam masa usia emas. 

Ramadan menjadi momentum merekatkan hubungan yang sedikit merenggang. Ramadan menawarkan ruang-ruang kebersamaan dalam keluarga. 

Bagaimana Membangun Bounding dengan Anak di Bulan Ramadan?

Banyak hal bisa dilakukan untuk 'memperbaiki' hubungan. Momen Ramadan hadir memberikan makna lebih dalam tentang arti kehangatan keluarga. 

Empat hal berikut bisa dijadikan jalan menemukan makna Ramadan. Khususnya membangun hubungan hangat melalui kegiatan literasi Islami bersama buah hati. 

1. Membaca Buku Iqro' Bersama

Kegiatan positif ini selain memaknai Ramadan untuk meningkatkan iman dan takwa sekaligus mendekatkan diri dengan buah hati. Khususnya bagi buah hati yang masih duduk di bangku PAUD/TK.

Mengaji bersama bisa dilakukan saat senggang. Terlebih pengurangan jam kerja selama ramadan menjadi peluang. Hal ini bisa dilakukan sepulang kerja sambil menunggu waktu berbuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun