Sudomo
Sudomo Guru

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

4 Nostalgia Masa Kecil pada Bulan Ramadan yang Bikin Cengar-cengir

2 April 2023   00:05 Diperbarui: 2 April 2023   00:08 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Nostalgia Masa Kecil pada Bulan Ramadan yang Bikin Cengar-cengir
Ilustrasi obor minyak tanah (Dokumentasi pribadi menggunakan Canva for Education) 

Menginjak kelas 4 SD, aku semakin rajin salat tarawih berjamaah di musala kampung sebelah. Namun, malam itu ada yang berbeda. 

Saat baru mulai salat tarawih, mendadak kepalaku pusing. Mata pun berkunang-kunang. Aku membatalkan salat dan memutuskan rebahan. 

Beberapa saat kemudian aku berusaha mengingat-ingat penyebabnya. Akhirnya ketemu juga. Ternyata penyebabnya adalah saat berbuka aku kebanyakan minum es tapai singkong. 

3. Kena Prank

Saat kelas 6 aku dan beberapa keponakan sedang menunggu azan Magrib. Kebetulan waktu itu sudah puasa penuh seharian. Setelah capek seharian bermain, menunggu waktu berbuka adalah hal luar biasa. 

Aku bersama keponakanku pun duduk mengelilingi hidangan sederhana. Seperti biasa kami ditemani suara radio transistor yang menggunakan daya dari baterai. 

Sayangnya, belum selesai orang mengaji, radio itu kehabisan baterai. Sesaat setelahnya terdengar suara azan. Suara itu sangat dekat. Kami pun bergegas mengambil minuman. Seteguk air pun membasahi tenggorokan. 

Namun, belum sempat menyantap hidangan utama, terdengar tawa di depan pintu. Ternyata yang mengumandangkan azan itu adalah tetanggaku. 

Dia datang mau minta minyak untuk lampu. Beruntung tidak lama kemudian azan Magrib yang sesungguhnya pun tiba. Kami tertawa demi mengingat semuanya. 

4. Tragedi Hidung Gosong

Takbir keliling kampung baru saja selesai. Kami pun pulang ke rumah masing-masing. Dengan obor di tangan, kami menyusuri jalanan. Kami pun berpisah jalan. 

Aku akhirnya tiba di rumah. Sontak seisi rumah terbahak. Mereka menunjuk ke arah hidungku. 

Aku pun bergegas menuju lemari kaca. Di sana aku seperti tidak mengenali diriku sendiri. Hidungku gosong terkena asap obor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun