Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Administrasi

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Ramadan SocFEST", Ngaji Sosiologi, Perkuat Toleransi

27 Mei 2018   08:13 Diperbarui: 27 Mei 2018   08:55 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ramadan SocFEST", Ngaji Sosiologi, Perkuat Toleransi
Pemateri Festival Sosiologi: Bacarita Politik Kebudayaan

Hal ini senada dengan pemaparan Sultan Tidore, H. Husen Sjah bahwasanya  generasi muda harus sejak dini menanamkan keyakinan terhadap nilai-nilai kebudayaan. Ketertinggalan Negara Indonesia khususnya Maluku Utara merupakan tanda bahwa kita telah melupakan sejarah. Padahal sudah benar apa yang dikatakan Bung Karno bahwa "jangan pernah melupakan sejarah". Sehingga salah cara untuk memperbaiki bangsa ini secara perlahan-lahan: kita harus memulai dengan melek kebudayaan pun juga menyertakan keyakinan sepenuhnya terhadap kebudayaan. 

Gali sejarah kemudian mengkonstruksikannya ke kerangka masa depan. Kembali diperkuat oleh Sofyan Daud bahwasanya sebaik-baiknya kita adalah yang mampu mengingat masa lalu kemudia mengambil kekuatan atau esensi masa lalu untuk mendesain masa depan. Dan sejarah adalah instrument yang tepat untuk menjembataninya.

Sementara Aziz Hasyim mengungkapkan bahwa kebudayaan harus menjadi blue print of behavior. Jika kebudayaan diletakkan pada sesuatu yang baik maka hasilnya akan baik. Artinya kebudayaan harus diejawantahkan dalam bersikap/bertingkah laku seorang individu dalam keseharian. Space is social product yang diproduksi untuk interaksi yang baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Maka semua penjelasan dari pemateri bermuara pada mengenalkan kita pada sosiologi pun tentang betapa pentingnya sosiologi untuk kehidupan terutama untuk mengukuhkan toleransi. Ngaji kali ini memberikan secercah pengharapan untuk mewujudkan sebuah masyarakat madani yang toleran dan memiliki semangat untuk membangun negeri.

Gema pengantar berbuka sudah terdengar dari Surau dekat acara ini diselenggara. Wejangan Sultan Tidore semakin menguatkan jiwa bahwa untuk memulai segala sesuatu harus didasari dengan cinta. Ini pun berlaku bagi masyarakat dalam memulai aktivitas sosiologisnya. 

Menutupnya, Sultan mengutip Aristoteles: pleasure in the job puts perfection in the work. Kesenangan dalam pekerjaan memberikan kesempurnaan dalam hasil karya. Begitupun juga pada merekonstruksi masa depan yang berkebudayaan.

Maka Ramadan dengan SocFEST semakin bernilai guna karena banyak pencerahan yang bisa kita temukan dalam setiap penggalan acara. Belum juga rangkaian acara lainnya. Karena selain Bacarita Politik Kebudayaan, ada juga Talk Show, Public Lecture, Book Discussion, Book exhibition, Pentas Musik, Teater dan Baca Puisi yang mungkin akan semakin memantik kesadaran sosiologis kita: masyarakat Ternate pada khususnya.

Wulan Sarekat sebagai Ketua HMPS Sosiologi mengharapkan Festival ini dapat terselenggara pada tahun-tahun yang akan datang. Harapan ini selaras dengan harapan masyarakat yang hadir pada Festival Sosiologi khususnya masyarakat kota Ternate.

Sirine tanda berbuka terdengar, tepat pukul 18.35 WIT pengunjung SocFEST disuguhi menu berbuka. Setelah meneguk teh dan sepotong kue semua berbondong-bondong menuju Surau. Kebahagiaan terpancar. 

Dari SocFEST mungkin masyarakat mulai memahami bahwa sosiologi cukup penting untuk dipelajari pun juga dimaknai. Sehingga ngaji sosiologi adalah pilihan menarik untuk memahami arti sebuah toleransi baik kini maupun nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun