Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Tradisi Ramadan bagi Generasi Z yang "Digital Native"

6 Maret 2024   13:13 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:30 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Ramadan bagi Generasi Z yang "Digital Native"
Sumber: Kompas.id

Tradisi-tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal yang menggambarkan kekayaan nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Ramadan bukan sekadar ritual ibadah, melainkan momen penting dalam merayakan dan memuliakan tradisi budaya lokal demi memperkokoh identitas dan kebersamaan dalam memuliakan bulan suci ini.

Dalam konteks ini, tradisi Ramadan mengacu kepada semua aktivitas budaya yang dikerjakan oleh masyarakat terkait dengan datangnya bulan Ramadan yang dibagi menjadi 3 fase, yaitu sebelum puasa, selama puasa, dan setelah puasa. Tradisi sebelum puasa sering ditandai dengan persiapan yang intensif dari membersihkan rumah, mempersiapkan hidangan-hidangan khas Ramadan, berbagi dengan sesama, ziarah ke makam leluhur, dan upacara menyucikan diri di sungai.  

Tradisi selama puasa biasanya berpusat pada kegiatan menyediakan hidangan berbuka secara komunal di masjid, tadarusan di masjid, tarawih keliling, dan kegiatan membangunkan warga untuk sahur. Ada juga juga tradisi "Ngabuburit", di mana masyarakat berkumpul untuk mengisi waktu senggang menjelang berbuka dengan berbagai kegiatan seperti menyanyi, bermain musik, atau menikmati sajian kulinernya.

Sumber: Padang.harianhaluan.com
Sumber: Padang.harianhaluan.com

Fase setelah puasa diwarnai dengan tradisi-tradisi yang merayakan kemenangan dan kebahagiaan setelah menjalani bulan Ramadan dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Salah satunya adalah "Idul Fitri", hari raya yang ditandai dengan saling memaafkan, berkumpul bersama keluarga, dan berbagi kebahagiaan melalui berbagai hidangan lezat dan pemberian hadiah kepada yang membutuhkan.

Tradisi yang paling fenomenal dari fase ini adalah kegiatan mudik yang sudah menjadi agenda nasional karena pergerakan manusia yang begitu masif dari kota menuju kampung halaman masing-masing.

Contoh Tradisi Ramadan

Tradisi menyambut Ramadan di berbagai daerah dapat dikatakan sebagai bagian dari budaya Islam karena relevan dengan ciri-ciri kebudayaan itu sendiri, yaitu dibagi dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Selain diturunkan, budaya juga dibagikan sehingga bisa tersebar dari daerah ke daerah. Banyaknya tradisi di Indonesia dalam menyambut Ramadan menunjukkan bahwa bukan saja bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa dan sub suku bangsa, melainkan secara harfiah Islam melahirkan banyak keberagaman untuk manusia. (umj.ac.id, Asal Muasal Tradisi Menyambut Ramadan, 24/3/2023).

Semua tradisi tersebut muncul berangkat dari kesamaan pemikiran dan keyakinan tentang pentingnya bulan Ramadan, sehingga memerlukan persiapan untuk menyucikan diri dalam menyambut bulan suci. Tradisi-tradisi tersebut akan tetap hidup di masyarakat selama yang melaksanakannya meyakini bahwa pada bulan Ramadan seluruh umat Muslim akan mendapatkan kebaikan dan pengampunan.

Tradisi sebelum Ramadan biasanya berlangsung sepekan sebelum puasa dimulai. Upacara-upacara yang dilakukan pun beragam. Namun, di beberapa daerah di Pulau Jawa tradisi tersebut cukup populer sehingga bisa dikenali juga oleh masyarakat dari daerah lain. Misalnya tradisi Nyadran di mana mana masyarakat mengunjungi makam-makam leluhur untuk memberikan penghormatan dan berdoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun