Benarkah Puasa Membuat Finansial Tidak Sehat?
Cara pandang umat Islam Indonesia yang menganggap bahwa aktivitas kebaikan apa pun yang dikerjakan dalam bulan Ramadan pasti dibalas dengan pahala berlipat ganda dari Allah ini mendorong umat Islam untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Kebaikan tersebut bisa dilihat pada perlakuan istimewa terhadap momen-momen yang dinilai bisa menambah kualitas dan pahala puasa yaitu berbuka dan sahur. Untuk kedua momen ini terasa sekali nilai istimewanya dengan mengalokasikan dana secara khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan ketika buka puasa dan makan sahur.
Untuk memenuhi kebutuhan "tambahan nan istimewa" ini tentunya diperlukan manajemen finansial cerdas di tengah keterbatasan pendapatan akibat kondisi ekonomi yang belum sehat. Sepintas terkesan bahwa manajemen finansial Ramadan ini boros karena harus memenuhi semua kebutuhan tambahan untuk berbuka, sahur, termasuk sedekah dan amalan berbagi terhadap sesama yang lainnya.
Kebutuhan ibadah Ramadan ini seolah mendorong umat Islam untuk memaksakan diri supaya mendapatkan pahala yang berlipat ganda dengan bertindak boros dalam mengelola keuangannya. Karena tidak mau ketinggalan dalam meraih berkah dan pahala Ramadan dari, maka umat akan berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan memberi keistimewaan pada momen-momen tersebut.
Sebelum kita memberi penilaian terhadap pandangan mayoritas umat Islam terkait manajemen finansial selama Ramadan, Saya mengajak Anda untuk menyimak tentang momen-momen berharga dari Ramadan yang membuat orang mau "memaksakan diri" untuk menyelaraskan kebutuhan finansial mereka dengan kebutuhan yang bertambah selama satu bulan.
1. Biaya Iftar dan Sahur
Selama bulan Ramadan, umat Muslim berbuka puasa (iftar) setelah matahari terbenam dan juga makan sahur sebelum fajar. Kedua momen ini jelas akan menambah pengeluaran harian untuk makanan dan minuman dalam keluarga. Tambahan ini belum termasuk dengan acara-acara sosial atau berbuka bersama di masjid atau di tempat lain.
2. Zakat dan Sedekah
Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang mewajibkan setiap Muslim yang mampu untuk memberikan sebagian dari kekayaan mereka dengan membayar zakat fitrah kepada golongan yang membutuhkan. Zakat tersebut merupakan bagian dari harta mereka yang telah mencapai nisab (ambang batas minimum) setelah satu tahun.
Selain zakat, umat Islam juga dianjurkan untuk memberi sedekah atau sumbangan amal yang bersifat sukarela. Karena sedekah bersifat sukarela, orang-orang sering kali memberi lebih banyak selama Ramadan karena percaya dengan dalil yang menyatakan adanya balasan yang berlipat ganda dari Allah terhadap kemurahan hati mereka.
Untuk mendukung kebaikan dalam bersedekah ini tentu membutuhkan persiapan dana yang banyak sehingga alokasinya bisa optimal. Manajemen finansial yang tepat dalam bersedekah di bulan Ramadan bisa meningkatkan kualitas sedekah dan menambah kemuliaan hidup para pelakunya.