Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nikmat Ramadan di Hari Pertama I'tikaf

3 April 2024   07:09 Diperbarui: 3 April 2024   07:11 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmat Ramadan di Hari Pertama I'tikaf
Ilustrasi suasana larut dalam nikmatnya I'tikaf (Sumber: Indonesiana.id)

Nikmat Ramadan di Hari Pertama I'tikaf

Oleh: SultaniĀ 

Sayup-sayup suara orang mengaji masih terngiang bersahutan di telinga saya ketika memasuki ruang masjid untuk shalat Duhur siang tadi. Suara-suara itu datang silih berganti. Kadang terdengar jelas ayat per ayat, kadang hanya samar-samar dari kejauhan. Lagu dan irama tajwidnya pun masih terekam dengan jelas hingga siang ini.

Suara orang-orang mengaji yang muncul dalam memori saya merupakan sisa-sisa dari indahnya I'tikaf yang saya alami semalam di masjid kompleks tempat tinggal kami. Semalam, tepatnya tanggal 31 Maret 2024 merupakan malam ke-21 Ramadan, atau malam pertama dari 10 hari terakhir. Hari itu juga menjadi hari pertama penyelenggaraan I'tikaf di masjid kami.

Malam pertama I'tikaf ini saya sambut dengan persiapan yang berlapis, mulai dengan resolusi Ramadan 2024 hingga persiapan fisik saat-saat hendak berangkat ke masjid pada hari H. Pada 31 Maret, ba'da Ashar merupakan saat-saat terpenting dalam persiapan menjelang I'tikaf pertama Ramadan 1445 H.

Saya mulai dengan persiapan takjil berupa makanan yang mengandung energi untuk menghindari rasa ngantuk setelah berbuka. Saya hanya persiapkan kurma dan buah-buahan berserat tinggi. Gorengan dan makanan manis seperti kolak dan kue-kue manis saya batasi saja. Ketika berbuka saya awali dengan kurma 3 biji kemudian disusul dengan kolak pisang secukupnya. Minumnya teh manis anget ditambah air putih. Dilanjut dengan shalat Maghrib berjamaah di masjid.

Setelah Maghrib kondisi fisik benar-benar dijaga dengan menahan diri untuk makan malam dulu, karena masih kenyang. Sebagai gantinya saya isi dengan tadarusan sampai Isya. Ketika azan Isya berkumandang hati serasa sejuk, karena saat-saat I'tikaf rasanya semakin dekat saja. Shalat Isya saya kerjakan di masjid, dilanjut dengan shalat tarawih dan witir. Selesainya jam 8 lewat.

Saya sudah menetapkan waktu berangkat ke masjid tepat pukul 00:00 atau jam 12 malam. Setelah Isya saya masih punya waktu sekitar 4 jam. Sisa waktu tersebut saya isi dengan tidur sejenak, ngemil, melanjutkan tadarus, dan mandi. Aktivitas ini bisa mengusir rasa ngatuk dan membuat badan terasa fit.

Jam 12 lewat sedikit langsung wudhu. Saya keluar dari rumah dengan mengenakan baju koko, sarung, kopiah, sambil menenteng sajadah. Tidak lupa mengenakan jam tangan, dan membawa jaket untuk berjaga-jaga kalau AC dalam ruangan masjid terlalu dingin. Semua persiapan yang saya lakukan malam itu sebetulnya sudah menjadi agenda persiapan yang saya refleksikan dari Ramadan tahun lalu

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun