Nikmat Ramadan di Hari Pertama I'tikaf
Ayat demi ayat saya lantunkan dari atas sajadah dengan suara yang merdu. Saya coba untuk memahami dan merespons pada bagian-bagian dari setiap ayat yang saya mengerti maksudnya. Ketika ayat tersebut membicarakan tentang sifat Allah yang suci saya pun bertasbih mengucapkan subhanallah dengan suara yang lirih. Ketika sampai pada ayat yang memuji Allah, saya pun mengucapkan alhamdulillah.
Semakin lama ucapan-ucapan tersebut keluar secara spontan sehingga membuat bacaan al Quran malam itu menjadi sangat bermakna. Saya mencoba berdialog dengan Allah sang pencipta melalui semua firmanNya yang saya baca malam itu. Tanpa terasa 6 lembar saya lewati. Saya berhenti dan menutup al Quran untuk melanjutkan agenda I'tikaf yang lain, yaitu qiyamu lail atau shalat malam.
Waktu sudah menjukkan jam 2:30 dini hari ketika saya mulai berdiri dan menunaikan shalat malam tersebut. Dua rakaat pertama berlangsung lancar, disusul dengan dua rakaat yang kedua. Alhamdulillah, qiyamu lail bisa dikerjakan dengan lancar meski mata ini sudah mulai diserang ngantuk lagi.
Saya tutup shalat malam dengan beberapa zikir harian yang bisa bermanfaat untuk memperlancar aktivitas harian esok hari. Setelah itu saya putuskan untuk tidur sebentar sebelum melanjutkan shalat malam berjamaah pada jam 3:00, sebagai acara puncak dari program I'tikaf di masjid ini.
Karena setelah shalat malam berjamaah ini selesai sebagian jamaah akan langsung bubar dari masjid dan pulang ke rumah masing-masing. Sebagiannya lagi tetap tinggal untuk sahur bareng di masjid. Saya melangkah keluar dari barisan jamaah lalu meninggalkan masjid dengan perasaan lega dan bahagia karena telah berhasil mengalahkan ego sendiri.
Lega karena saya ternyata berhasil mewujudkan rencana untuk I'tikaf yang sudah disiapkan sejak Ramadan tahun lalu. Bahagia karena dalam I'tikaf kali ini saya bisa melewatinya dengan tenang, tertib, dan khusyuk meskipun selalu dihadang oleh rasa ngantuk yang datang silih berganti. Inilah yang saya sebut nikmat Ramadan di hari pertama I'tikaf
Depok, 3 April 2024