Pelajaran Membuat Mushola Darussalam Macan Lindungan Palembang
Menjelang selesainya pengatapan mushola dan pelestera serta pengecatan, cikal bakal mihrab belum memuaskan hati saya. Saya biarkan dulu terbengkalai alias mangkrak. Setelah sehari mushola difungsikan saya minta seorang tukang memasang keramik sesuai dengan rancangan yang saya inginkan. Setelah doa disepakatai warna mihrab yakni hitam mengkilat dan bingkainya cokelat kayu. Hitam merupakan warna kakbah, cokelat kayu adalah warna dominan mushola yang melambangkan "warna" manusia.
Ingat tempat suci lain
Mihrab adalah tempat suci para nabi dan orang soleh/soleha. Maryam mengabdikan dirinya beribadah kepada Allah di mihrab dan selalu memperoleh kiriman buah dari langit. Nabi zakariya juga beribadah di mihrab. Semua masjid di dunia ada mihrabnya. Di mihrab ini para imam memimpin solat wajib lima waktu sehari semalam. Di samping mihrab ada mimbar untuk khotib atau penceramah menyampaikan khotbah atau ceramah.
Pelajaran berharga
Membamgun mihrab pada mushola Daruasalam yang kami bangun melibatkan banyak tukang, melibatkan pemikiran banyak orang. Mihrab sebagqi tempat suci sebagai arah penunjuk kiblat. Tidak sempurna dan tidak selesai rasanya jika mihrab belum selesai dibangun. Pelajaran lain adalah bahwa mihrab merupakan trmpat khusus. Tak sembarang orang boleh berada di tempat ini. Kemudian mihrab berwarna kakbah merupakan trmpat paling suci dan mensucikan. Hajar aswad di kakbah tadinya berwarna putih tetapi sejak banyak dicium oleh jutaan manusia dari seluruh dunia warnanya jadi hitam. Di sini jelaslah bahwa mihrab merupakan tempat berproses untuk melebur dosa melalui pelaksanaan solat wajib dan solat sunat sepanjang hidup.
Seiring berakhirnya ramadhan tahun ini dan setelah mihrab berwarna hitam telah dibuat maka penulis mengajak dirinya dan pembaca sekalian agar selalu menghadapka wajah kepada pembuat kakbah yang berwarna hitam ini berupa solat yang khusuk. Semoga bersihlah hati kita semua.
Jayalah kita semua.