Alquran Mesti Dipahami dan Diamalkan
Bismillah,
Al-Quran menekankan pentingnya membaca dan mempelajari kitab suci ini. Sebagai contoh, dalam Surat Al-Muzammil ayat 4, Allah SWT berfirman:
"Dan bacalah Al-Quran dengan pelan-pelan dan tartil (dengan tajwid dan memperhatikan makna), sesungguhnya kami akan menurunkan padamu suatu bahasa yang berat (berisi kebenaran dan petunjuk)."
Ayat ini menunjukkan bahwa membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah penting, karena melalui membaca yang tepat, seseorang dapat memahami makna yang terkandung di dalamnya dan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Selain itu, Al-Quran juga menekankan pentingnya memahami isi dari kitab suci ini. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 121, Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu berpaling dari ayat-ayat (Al-Quran) itu untuk memperoleh kesempitan hidup di dunia, dan supaya kamu tidak kehilangan hakmu pada akhirat. Dan barangsiapa yang berpaling dari perintah-Ku, maka sesungguhnya baginya suatu kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
Ayat ini menunjukkan bahwa membaca dan mempelajari Al-Quran dengan baik dan benar merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena dengan memahami isi Al-Quran, seseorang dapat hidup dengan baik di dunia dan akhirat.
Perintah diam dan mendengarkan jika quran dibaca
Dalam Al-Quran, Allah SWT memerintahkan kita untuk diam dan mendengarkan ketika Al-Quran dibacakan. Contoh ayat dalam Al-Quran yang menunjukkan perintah ini adalah Surat Al-A'raf ayat 204 yang berbunyi:
"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan jika kamu (Muhammad) membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tiada berkuasa atas orang-orang yang beriman dan yang bertawakal kepada Tuhan mereka.
Sesungguhnya kekuasaannya hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pelindung dan yang mempersekutukannya (dengan Allah). Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."
Ayat ini menunjukkan bahwa ketika Al-Quran dibacakan, kita harus berhenti berbicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian, karena Al-Quran adalah kitab suci yang mengandung petunjuk dan rahmat dari Allah SWT. Dengan mendengarkan dengan baik dan perhatian, kita dapat memahami makna yang terkandung di dalamnya dan mendapatkan manfaat dari pembacaannya.
Alquran memerintahkan manusia untuk membaca
Al-Quran memerintahkan manusia untuk membaca, seperti yang tercantum dalam ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-'Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
"Bacalah (dengan menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk membaca dengan menyebut nama-Nya, sebagai suatu bentuk penghormatan dan pengakuan atas kekuasaan-Nya sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu. Selain itu, Allah SWT juga menegaskan bahwa Dia adalah Maha Pemurah dan telah mengajarkan kepada manusia melalui kalam (Al-Quran) tentang segala yang perlu diketahui untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Membaca Al-Quran merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat ditekankan dalam Islam. Dalam banyak ayat Al-Quran, Allah SWT mengajak manusia untuk membaca kitab suci ini dan memperdalam pemahaman tentang isi yang terkandung di dalamnya. Dengan membaca Al-Quran, seseorang dapat memperoleh petunjuk, bimbingan, serta kebijaksanaan dalam menjalani hidup di dunia ini dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
Perintah Allah dalam alquran agar jangan berbuat kerusakan di bumi
Ya, benar. Allah SWT memberikan perintah dalam Al-Quran agar manusia tidak berbuat kerusakan di bumi. Salah satu ayat yang menunjukkan perintah ini adalah Surat Al-Baqarah ayat 60, yang berbunyi:
"Dan (ingatlah), ketika Musa memohon air untuk kaumnya, Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah batu itu dan mengalirlah dari padanya air yang cukup. (Mereka berkata): "Berkah Allah!" Maka, kalau kamu beriman kepada Allah dan kamu tunduk patuh kepada-Nya, Dia akan memberikan kepadamu kekuatan yang seimbang (untuk menanggung beban hidupmu), dan Dia akan mengampuni kesalahanmu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang-orang yang diberi oleh Allah nikmat (kelebihan) dan kamu juga diberi kelebihan daripadanya: "Tahanlah kamu istri-istrimu dan bertakwalah kepada Allah."
Tetapi kamu menyembunyikan dalam hatimu sesuatu yang Allah akan menerangkannya dan kamu takut kepada manusia, padahal lebih patut kamu takut kepada Allah. Maka ketika Zaid telah memutuskan ikatan (perkahwinan) dengan isterinya, Kami kawinkan engkau dengan dia (walaupun dahulu tidak pernah berkahwin) agar tidak ada kesulitan bagi orang-orang mukmin dalam mengambil isteri-isteri anak angkat mereka apabila mereka telah memutuskan ikatan perkahwinannya dengan mereka.
Dan adalah kewajiban orang-orang yang beriman (mengerjakan) shalat, mengeluarkan zakat, dan mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itulah petunjuk yang jelas bagi mereka. Dan orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka."
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan nikmat dan kelebihan kepada manusia di bumi, dan dalam hal ini, Allah meminta manusia untuk bersyukur dengan tidak merusak bumi dan memelihara lingkungan sekitar. Kita sebagai umat manusia memiliki tanggung jawab moral dan etis untuk menjaga dan merawat bumi yang ditinggali agar tidak merusak keindahan dan keseimbangan alam semesta yang diciptakan Allah SWT.
Dalam banyak ayat Al-Quran lainnya, Allah SWT menegaskan pentingnya menjaga bumi dan memelihara alam untuk keberlangsungan hidup kita dan generasi mendatang. Oleh karena itu, sebagai umat manusia yang beriman, kita harus senantiasa memperhatikan perintah Allah ini dan berusaha untuk menjaga bumi dan lingkungan sekitar agar tetap lestari dan terjaga keberlangsungannya.
Kerusakan di bumi karena tangan tangan manusia
Banyak kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Manusia seringkali melakukan tindakan yang merusak lingkungan, seperti melakukan penebangan hutan secara liar, membuang limbah secara sembarangan, menghasilkan polusi, serta menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Perilaku manusia yang merusak lingkungan ini menyebabkan banyak dampak negatif bagi bumi dan makhluk hidup yang ada di dalamnya, seperti bencana alam, krisis iklim, kepunahan spesies, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebagai umat manusia yang bertanggung jawab, kita harus memahami dan menghargai keberadaan lingkungan sekitar kita, serta berusaha untuk memelihara dan menjaganya agar tetap lestari dan terjaga keberlangsungannya.
Allah SWT telah memberikan amanah kepada manusia untuk menjadi khalifah di bumi dan menjaga serta memelihara kelestarian lingkungan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia harus bertanggung jawab atas amanah yang diberikan Allah SWT dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dengan baik, yaitu dengan cara memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Semoga selamatlah kita semua.