Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Buka Bersama di Masjid Al Muhajirin

20 April 2023   01:59 Diperbarui: 20 April 2023   02:03 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka Bersama di Masjid Al Muhajirin
Siap ikut bukber di masjid Al Muhajirin/Dok Pribadi

Buka Bersama di Masjid Al Muhajirin

Selera setiap orang berbeda-beda. Untuk melaksanakan acara berbuka puasa, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan di rumah bersama keluarga tercinta. Para pejabat yang memiliki kedudukan penting sering mengajak para kolega dan rekanan untuk berbuka puasa di restoran atau rumah makan ternama.

Kelompok organisasi tertentu sering pula mengadakan acara bukber sekalian mengadakan pertemuan khusus. Mungkin ada rapat membahas suatu agenda sekalian bukber. Ada sekelompok anak muda yang memiliki hobi yang sama ikut pula mengadakan acara bukber di kafe atau tempat yang mereka sukai.

Bukber di Masjid

Hingga hari ke-28 puasa Ramadan 2023, saya lebih memilih berbuka bersama di masjid. Jika tidak ada undangan bukber di tempat lain, saya lebih suka ikut bukber di masjid perumahan tempat tinggal kami. Masjid Al Muhajirin berada di antara rumah-rumah warga sekitar 200-an.

Sejak masjid itu berdiri, acara buka bersama (bukber) diadakan setiap Ramadan. Partisipasi warga sangat menggembirakan. Panitia masjid membuat jadwal untuk warga. Pada tanggal satu Ramadan, rumah nomor berapa saja yang diimbau untuk menyumbangkan takjil (kue-kue) dan minuman. Biasanya diawali dari Blok A. Kemudian Blok B, C, D, hingga Blok E.

Satu hari bisa 4 -6 rumah yang mendapatkan giliran untuk menyumbangkan makanan ringan untuk berbuka puasa. Tidak ada ketentuan jenis makanan apa yang harus disumbangkan. Hal itu tergantung kebiasaan. Waktu berbuka, biasa makan apa, itulah yang disumbangkan untuk bukber di masjid.

Tidak ada tagihan atau teguran bagi warga yang lupa atau sengaja tidak memberikan sumbangan. Semua serba suka rela. Jadwal atau giliran menyumbangkan takjil dibuat agar setiap hari ada yang memberikan sumbangan. Jika tidak dibuat jadwal, dikhawatirkan, sumbangan akan menumpuk pada hari tertentu dan pada hari lain kosong, tidak ada yang menyumbang. Giliran memang dibuat agar semua warga dapat ikut berpartisipasi. Warga yang sudah menyumbang pun masih bisa menyumbang pada hari lain.

Peserta Bukber

Sejak tanggal satu Ramadan hingga tanggal dua puluh delapan Ramadan, jumlah jamaah atau peserta bukber tidak selalu sama. Namun, ada peserta yang selalu hadir. Jamaah yang selalu hadir sekitar sepuluhan orang. Peserta lain kadang hadir kadang tidak. Hal itu mungkin disebabkan ada acara bukber di tempat lain. Bisa pula sedang ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam satu kali bukber ada sekitar lima puluhan orang yang hadir. Ada anak-anak, remaja, dan orang tua. Peserta paling banyak adalah orang tua.

Tidak ada presensi atau daftar hadir. Peserta yang kemarin datang kemudian hari ini tidak hadir juga tidak pernah ditanyakan. Semua serba suka rela. Untuk petugas yang menyiapkan piring, cangkir, dan menata takjil diserahkan kepada para remaja masjid. Para laki-laki yang berumur belasan tahun itu beratur untuk bertugas.

Terkadang Ada Nasi Kotak

Dalam acara bukber di Masjid Al Muhajirin, BTN Km 1 Penajam terkadang ada nasi kotak. Sebagian warga yang ingin kirim doa untuk arwah keluarganya, ada yang menitipkan acara baca doa kepada pengurus masjid. Jika ada tambahan acara seperti itu, acara bukber biasanya lebih awal dilaksanakan. Biasanya acara bukber dimulai pada pukul 18.15 wita. Pada saat ada acara tambahan (doa untuk arwah), waktu bukber dimulai pukul 18.00 wita. Untuk pembacaan doa memang diperlukan waktu sekitar lima belas menit.

Para jamaah umumnya membawa pulang nasi kotak yang dibagikan. Mereka cukup menikmati kue-kue basah untuk bukber. Tidak ada waktu untuk makan nasi kotak. Ibadah salat magrib harus didahulukan. Untuk itu, nasi kotak dibawa pulang.

Keuntungan Bukber di Masjid

Dengan mengikuti bukber di masjid, banyak keuntungan yang kita dapatkan. Pertama, akan terjalin silaturahim antarsesama jamaah. Kedua, ada tenggang rasa yang tinggi. Saat menuangkan air minum, terkadang ada jamaah yang lambat melakukan. Sementara itu, ada jamaah lain yang sudah sangat kehausan ingin segera minum. Perlu kesabaran menunggu giliran.

Ketiga, ikut merasakan rasa berbagi. Kita tidak tahu jenis makanan apa yang tersaji di piring. Kita tidak tahu seperti apa rasa makanan itu. Bentuk dan model makanan terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Di situlah kita akan merasakan bagaimana berbagi rasa itu. Rasa penasaran, rasa asin, rasa manis, gurih, dan terkadang masam.

Kami juga harus siap berbagi jika ada teman jamaah yang menginginkan kue yang ada di dalam piring kita. Meskipun setiap jamaah sudah mendapatkan jatah kue pada piring masing-masing, ada kalanya kue yang didapat tidak sama dengan kue pada piring jamaah lain. Di situlah kesabaran kita diuji. 

Bagaimana pun kondisi saat bukber di masjid, suasana keakraban yang lebih utama. Kami sangat menikmati acara makan takjil dan minum teh hangat. Setiap hari selalu ada minuman teh hangat yang disiapkan panitia. Air mineral dalam kemasan ukuran gelas juga selalu disediakan.


Penajam Paser Utara, 20 April 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun