Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Agar Finansial Sehat Selama Ramadan

19 Maret 2024   15:24 Diperbarui: 19 Maret 2024   15:44 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, untuk konsumsi atau kebutuhan dapur. Alokasi untuk konsumsi perlu dihitung dengan cermat agar tidak mubazir. Untuk beras, lauk-pauk, sayur-mayur, belanja gas untuk kompor, dan sebagainya perlu dicatat.

Kedua, keperluan rutin bulanan (listrik, air, telepon, cicilan utang, jika ada). Biasanya fluktuatif untuk pembayaran yang kedua ini. Namun, kita dapat mengambil rata-ratanya.

Ketiga, keperluan untuk masa depan, yaitu menabung. Sekecil apa pun, kita harus menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Tentu kita menyadari bahwa terkadang ada keperluan mendesak dan penting yang tidak bisa diambilkan dari pos pertama (konsumsi) dan pos kedua (keperluan rutin).

Dengan adanya uang tabungan, kita dapat menggunakan untuk keperluan mendesak dan penting tersebut. Uang tabungan harus benar-benar dijaga. Uang tabungan hanya diambil untuk keperluan mendesak dan penting.

Jangan Mudah Tergoda Promosi Banting Harga

Terkadang kita menerima informasi iklan terkait barang-barang yang dijual dengan harga murah atau diskon besar-besaran. Jika kita memang memerlukan barang tersebut termasuk keperluan mendesak  dan penting, tidak ada salahnya kita membeli barang itu.

Namun, jika barang yang ditawarkan bukan termasuk barang yang mendesak dan penting, kita perlu mengabaikan. Tidak perlu khawatir tidak mendapatkan barang dengan harga murah tersebut. Buat apa dibeli kalau tidak bermanfaat?

Jika kita mudah tergoda dengan promosi banting harga, kondisi keuangan kita bisa jebol sebab hampir setiap bulan selalu ada promosi barang yang konon katanya murah.

Kita memang dituntut untuk bijak dalam menyikapi setiap promosi yang selalu (akan) berseliweran lewat media televisi, media sosial, dan iklan di pinggir-pinggir jalan.

Pendapatan atau penghasilan kita sudah ditentukan. Jarang bahkan langka ada pemasukan tambahan yang jor-joran. Kalau pun ada penghasilan tambahan, tentu ada proses untuk pemanfaatan pemasukan tambahan itu. Ada perncanaan matang dan ikuti alur seperti di atas: dipotong untuk bayar zakat, kemudian sebagian disimpan atau ditabung, dan selebihnya baru dialokasikan untuk keperluan yang penting.

Dengan disiplin mengalokasikan uang yang masuk, insya Allah bukan hanya pada bulan Ramadan finansial kita akan sehat, dalam satu tahun atau sepanjang waktu, finansial kita akan selalu sehat.

Penajam Paser Utara, 19 Maret 2024   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun