Susanto
Susanto Guru

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Polisi yang Baik, Kisah Inspiratif di Bulan Suci

9 April 2023   22:44 Diperbarui: 9 April 2023   22:44 4950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi yang Baik, Kisah Inspiratif di Bulan Suci
Dok. Pribadi by Canva for Ed.

Pertengahan tahun 2022, kita diberi suguhan berita yang menggegerkan. Ulah oknum anggota Kepolisian Republik Indonesia yang menjabat posisi strategis di tubuh institusi penegak hukum itu justru harus berhadapan dengan hukum. Irjen Pol FS menjadi ikon untuk dijadikan bahan olokan oleh masyarakat. Masyarakat mulai mengait-kaitkan semua hal yang berkaitan dengan kejelekan polisi dengan julukan sambo. Aparat Polri mulai di pandang miring oleh masyarakat Indonesia.

Belum lagi kisah sebelumnya, tentang tindak kejahatan seorang oknum polisi yang menyebabkan wanita muda mati di depan makam ayahnya. Pun kisah seorang Polwan yang bertindak asusila dan sederet kisah lainnya yang mudah viral atau diviralkan di media sosial.

Namun, sebagai anggota masyarakat yang juga memilik keponakan seorang anggota Polri, saya masih sangat yakin bahwa banyak figur polisi yang baik. Mereka tidak terkespos oleh media massa arus utama maupun media sosial, seperti Twitter, Facebook, maupun WhatsApp.

Saya ingin membagikan beberapa kegiatan para Polisi yang Baik yang menebarkan kebaikan di bulan penuh berkah ini. Jika ada oknum polisi bejat begitu cepat viral di media sosial, semoga polisi yang baik-baik dan terekspos tidak hening dan nyinyir. 

1. Sedikit Memberi tapi Sangat Berarti 

Terlihat seorang nenek renta duduk di pinggir jalan raya. Di bawah tiang listrik di samping kanan jalur penyeberangan. Sang nenek terlihat lemah. Kelihatannya dia lapar. Seorang anggota polisi mendekat. Polisi itu datang mendekati si nenek. Ia memberikan sesuatu dan membuka bungkusan plastik. Sekotak nasi dikeluarkan dari dalamnya. Sang Polisi membuka dan menyuapi si nenek dengan penuh kasih sayang. Tidak banyak yang diberikan oleh pak Polisi, namun itu sungguh berarti. Si nenek pun menikmati suapan sang polisi.

2. Panjang Umur, Orang Baik!

Sepasang suami istri tampak berjalan beriringan. Sang suami dengan helm berwarna merah menuntun sepeda motornya. Di belakangnya, sang istri yang menggendong anak mereka berjalan mengikuti. Si Ibu memakai helm berwarna hitam. Tampak kedua suami istri adalah orang yang patuh berlalu lintas. Naik kendaraan roda dua masing-masing mengenakan helm pengaman. 

Dari arah berlawanan mobil patroli datang menghampiri. Ada dua polisi yang turun menghampiri. Dari jauh terlihat mereka menanyakan, "Mengapa motornya dituntun, Pak?". Orang yang ditanya pun menunjukkan jika bahan bakar motornya habis. Ia membuka jok dan membuka tutup tangki, meyakinkan kedua polisi itu. Daerah tempat mereka bertemu adalah daerah yang sepi. Jauh dari penjual bahan bakar. 

Akhirnya, salah seorang polisi menunggui mereka sementara temannya kembali ke mobil dan meninggalkannya. Tidak lama kemudian, mobil polisi itu kembali dan membawakan bahan bakar. Kedua orang polisi itu membantu mengisikan bahan bakar ke dalam motor suami istri itu. Setelah motor diisi bahan bakar, sang pengendara pun menyalakan mesin. Ibu dan anaknya segera naik ke atas jok penumpang. Keduanya tampak bahagia dan mengucapkan terima kasih. Kedua polisi dan seorang polisi yang menyusulnya dari dalam mobil patroli pun tampak bahagia. Mereka bahagia bisa menolong sesamanya. Panjang umur, Orang Baik!

3. Ditebas Karo Pak Polisi

Kata ditebas cukup lama tidak saya dengar. Kata tebas, jika tidak salah, artinya borong. Ditebas karo Pak Polisi adalah kalimat yang keluar dari seorang polisi berpangkat AKP (Ajun Komisaris Polisi) di sebuah Jalan Raya Ketimang Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kejadian itu bermula dari pedagang takjil yang hingga menjelang buka puasa baru satu orang yang membeli dagangannya. Si ibu yang berjualan sambil mengasuh anaknya terlihat repot karena anaknya menangis terus-menerus.

Es campur dan lain-lain seharga enam ribu rupiah sebungkusnya itu baru laku satu. Para anggota Polri itu pun mendekat. Sang Komandan merasa iba dan berinisiatif memborong dagangannya.

"Sampeyan bungkus kabeh, ditebas karo Pak Pulisi.  Oke? Gen ndang mulih sampeyan!" (Anda bungkus semua, sudah diborong semua sama Pak Polisi. Biar Anda cepat pulang).

Ketika ditanya harga semua sisa dagangannya, si ibu hanya bisa menjawab, "Seikhlasnya." Ia tidak tahu jika belum dibungkus satu per satu.

Akhirnya, seluruh dagangan si ibu dibungkus dan sang Komandan memberinya uang lima ratus ribu. Dengan terharu si ibu mengucapkan terima kasih dan tidak kuasa menahan air mata, bahkan bersujud di kaki sang Komandan.

"Jangan ... jangan begitu ...!" cegah sang Komandan.

Tiga contoh kisah di atas semoga memberi inspirasi bagi kita semua, khususnya saya. Berbagi bukan soal materi, namun tentang ketulusan hati.

Salam bahagia,
PakDSus

Sumber inspirasi:
https://twitter.com/Polisi_Ku/status/1644640867171586048
https://twitter.com/__AnakKolong/status/1644871608933453824
https://twitter.com/03__nakula/status/1643933312044646401

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun