Susanto
Susanto Guru

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menu Sahurku Belum Tinggi Serat

17 Maret 2024   06:32 Diperbarui: 17 Maret 2024   06:46 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu Sahurku Belum Tinggi Serat
Dok. Susanto (Dibuat dengan Canva.com)

Beberapa waktu lalu, saya bertanya kepada dr. Meldy Muzada Elfa di rubrik Tanya Pakar pada Ramadan Kompasiana.

Terima kasih pak Susanto atas pertanyaannya, begitu komentar Pak Dokter mengawali uraian jawaban yang diberikan.

Saya menyampaikan bahwa usia saya 53 tahun, cenderung kelebihan berat badan (89 atau 90 kg) tinggi badan 161 cm. Saya menanyakan makanan apa yang harus dihindari pada saat buka dan makanan yang seharusnya saya makan pada saat sahur.

Dokter Meldy Muzada Elfa menjawab bahwa saya masuk dalam kategori obesitas dengan nilai IMT 34,7. Hal menakutkan yang saya baca dari jawaban pak Dokter adalah kemungkin komplikasi yang terjadi dengan obesitas terkait usia yaitu diabetes, hipertensi, sakit jantung, dan pengapuran tulang (osteoartritis). Waduh.

Pak Dokter mengatakan bahwa bulan Ramadan adalah salah satu momen untuk menurunkan berat badan. Akan tetapi, untuk mencapai berat badan ideal tentunya perlu waktu yang lebih lama.

"Tapi momen Ramadan ini bisa menjadi awal yang baik," kata dokter Meldy.

Sebagai pasien dengan obesitas, saya harus memperhatikan pola makan yang sehat dan seimbang.

Ini dia makanan yang harus dihindari pada saat berbuka, yaitu menghindarkan diri dari makanan yang tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan makanan yang digoreng dalam jumlah besar. Untunglah ibu negara tidak membuat gorengan untuk camilan, kecuali untuk lauk, misalnya tempe goreng tanpa tepung.

Ssaya disarankan untuk meilih makanan yang mengandung serat tinggi, protein, dan karbohidrat kompleks.

Pada saat sahur, saya diminta untuk memilih makanan yang dapat memberi energi tahan lama. Karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal), protein (telur, ikan, daging rendah lemak), serta serat tinggi (sayuran dan buah-buahan segar) sangat disarankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun