Tips Mudik dengan Angkutan Umum
Sudah mau mudik ya? Berhubung saya sudah lama tinggal di kampung halaman maka saya tidak mudik tetapi bukan berarti saya tak pernah mudik. Waktu masih tinggal di Surabaya dulu saya juga mudik setiap tahun jelang Idul Fitri.
Walaupun hanya beberapa jam di atas kendaraan tapi yang namanya mudik tetaplah mudik. Untuk angkutan ada banyak pilihan moda transportasi mulai dari kendaraan pribadi, bus, kereta api, kapal laut, hingga pesawat terbang.
Dari dulu saya tak pernah menggunakan kendaraan pribadi untuk tujuan perjalanan jauh karena saya mudah sekali mengantuk jika berada di atas jalan. Bahaya sekali kan kalau sedang menyetir lalu mengantuk?
Selain itu semakin hari jumlah kendaraan semakin banyak saja sehingga rawan macet dan ini masih diperparah dengan perilaku pengguna jalan kita yang kebanyakan tidak mau tertib.
Awalnya saya suka menggunakan bus umum reguler karena ritnya yang banyak. Saya bisa pulang kampung kapanpun saya mau karena jadwal mudik juga tidak selalu sama setiap tahun. Kadang sepekan sebelum lebaran sudah bisa mudik tetapi kadang sampai H-1.
Sayangnya menggunakan bus umum ini tidak nyaman sekaligus juga tidak aman. Banyak pengamen, pedagang asongan, pengemis, dll bahkan pencopet yang membuat bus yang sudah sesak jadi makin terasa sesak. Mana sebentar-sebentar berhenti untuk menaikturunkan penumpang.
Pokoknya bus umum reguler ini not recommeded banget. Berikutnya coba-coba ganti bus PATAS dengan tarif lebih mahal yang saya pikir saya akan mendapatkan kenyamanan lebih tetapi ternyata tidak jauh beda.
Kalau sudah melewati terminal ramai tuh dimasuki pedagang, pengamen, dan mungkin penjahat (karena kerabat saudara ipar pernah kena gendam/sihir di bus PATAS). Akhirnya pilihan bus PATAS pun saya singkirkan.
Yang terakhir adalah kereta api. Memang sih kelemahannya adalah memiliki jadwal yang tidak fleksibel. Saya harus pesan tiket jauh-jauh hari kalau tidak ingin kehabisan jadi agak kontra dengan jadwal mudik saya yang tak menentu.
Akhirnya titik temunya saya selalu pesan tiket mepet lebaran saja. Yang pasti naik kereta api nyaman dan aman walaupun kelas ekonomi sekalipun. Tidak ada pengamen, pengemis, atau pencopet di dalam gerbong plus bebas macet yang sering bikin stress. Bahkan ada toilet dan gerbong makannya juga. Kebetulan saya memiliki foto pribadi perjalanan dengan kereta api dari tahun 2011 hingga sekarang.
Terlihat progress luar biasa PT KAI dalam membuat angkutannya semakin baik. Yang jelas ini adalah moda transportasi favorit saya sekarang jika bepergian jauh. Belum lagi kalau pesan tiketnya lewat marketplace masih dapat cashcback lagi.
Kurang apa coba? Wah jadi makin cinta dengan kereta api. Kalau untuk perjalanan udara saya lebih suka say NO dulu karena menurut saya walaupun dijamin nyaman dan tentu lebih cepat sampai tetapi masih tidak cukup aman sejauh ini.
Saya masih sayang dengan nyawa keluarga sendiri. Selama masih tersedia angkutan umum jalur darat maka saya lebih suka untuk menghindari jalur udara (kecuali kalau memang tidak tersedia angkutan darat).
Bagi saya mudik juga bukanlah seperti perjalanan bisnis dimana kita telah diatur oleh sebuah jadwal yang ketat jadi mengapa harus serba tergesa-gesa?
Tips lainnya adalah jangan membawa barang terlalu banyak. Kebanyakan pemudik membawa barang seperti mau pindahan rumah saja. Jika memang mau membawa barang cukup banyak mending dititipkan jasa kurir.
Saat mudik saya paling hanya membawa sebuah tas backpack. Jangan membawa uang tunai terlalu banyak juga. Mending uangnya masukin ke bank dan bisa diambil di kampung halaman. Yang terakhir jangan lupa membawa powerbank supaya bisa terus terhubung dengan kerabat di kampung tujuan untuk bersiap-siap menjemputnya.