Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.
Membaca Kebiasaan yang Positif
Bulan Ramadan adalah bulan yang cukup berat. Karena kita harus merubah kebiasaan dari makan tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Kalau biasanya makan dilakukan pada pagi, siang, dan malam hari. Pada bulan Ramadan, harus dilakukan pada dini hari, yang biasa disebut makan sahur. Dan malam hari saat berbuka puasa. Sebenarnya, yang paling berat adalah menahan haus, apalagi saat udara sangat panas. Kita harus mampu mengatur pola minum saat sahur dan berbuka, agar jumlah air yang diasup setara dengan hari-hari biasa, agar kita tidak mengalami dehidrasi.
Kebetulan saya tidak merokok, jadi tidak ada masalah dengan merokok saat bulan Ramadan. Mungkin bagi mereka yang perokok, bulan Ramadan cukup berat juga.
Bagi yang masih bekerja di kantor, kesibukan biasanya mudah untuk menunggu waktu berbuka puasa. Nah, bagaimana dengan warga pensiunan atau yang sudah purna bhakti?
Jangan tidur melulu saat bulan Ramadan. Pagi sesudah sahur, kita perlu berolahraga ringan, senam atau jalan kaki atau bersepeda. Agar badan kita tetap bugar.
Selesai berolahraga, ya harus beraktivitas. Jangan kembali melanjutkan tidur. Sebagai seorang penulis, saya harus banyak membaca.
Karena dengan membaca, kita dapat membunuh waktu cukup efektif. Sebagai orang yang tidak terlalu fanatik beragama, saya nembaca buku dari banyak genre. Dari buku manajemen, buku kesehatan, buku ekonomi, buku mengenai lingkungan hidup, buku teknologi, buku sejarah, buku biografi, hingga novel.
Itulah sebabnya saya akhirnya menjadi penulis multi talenta, yang bisa menulis banyak genre, bukan menjadi spesialis pada sebuah genre. Meski latar belakang saya adalah teknik. Buku yang saya hasilkan, akhirnya juga multi genre.
Genre yang bervariasi ini akan tidak membosankan, justru akan memperkaya khasanah pengetahuan kita saat sedang menulis. Bukan sebagai plagiat yang menyalin tulisan orang lain, namun menulis dengan gaya tulisan sendiri berdasar pemahaman yang kita peroleh pada saat membaca.
Membaca sebuah buku dengan jumlah halaman 200-300 halaman, pada bulan Ramadan dapat diselesaikan dalam tiga hari. Bila membaca dari pagi hingga waktu berbuka puasa. Bila buku yang lebih tebal, tentu dapat diselesaikan lebih lama.
Banyak buku yang sudah dibeli di toko buku, menumpuk di lemari, karena belum sempat dibaca. Hal ini dikarenakan bila ke toko buku pasti memborong banyak buku.