Syahrial
Syahrial Guru

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Taubat: Kunci Sukses Mengarungi Ramadhan Secara Totalitas

10 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 10 Maret 2024   00:19 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taubat: Kunci Sukses Mengarungi Ramadhan Secara Totalitas
Dokumen El Marwa

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim: 8)

Dalam perjalanan mengarungi bulan suci Ramadhan, aspek terpenting yang harus dipegang erat adalah totalitas. Seorang muslim sejati harus memasuki Ramadhan dengan hati yang bersih, jiwa yang lapang, dan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah. Taubat, atau pertaubatan, menjadi kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut.

Taubat bukanlah sekadar ritual yang dilakukan sesaat sebelum Ramadhan tiba. Ia merupakan proses penyucian diri yang harus dilakukan setiap saat, setiap detik, dan setiap hembusan nafas. Allah. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk senantiasa bertaubat, karena taubat adalah kewajiban yang tidak mengenal batasan waktu. 

Taubat yang sejati tidak hanya dilakukan ketika Ramadhan tiba. Sebaliknya, ia harus menjadi bagian integral dari kehidupan seorang muslim setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan. 

Jangan sampai taubat dilakukan hanya di bulan Ramadhan, sementara di sebelas bulan lainnya, kemaksiatan kembali digalakkan. Ramadhan bukanlah sekadar bulan untuk bertaubat, tetapi ia merupakan momentum ketaatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membiasakan diri beramal shalih.

Taubat yang benar adalah menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan, berjanji untuk tidak mengulanginya, serta meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dengan sungguh-sungguh. Inilah hakikat taubat yang sebenarnya, bukan hanya sekadar ucapan di bibir tanpa adanya perwujudan dalam tindakan nyata.

Dalam bulan suci Ramadhan, jiwa seorang muslim seharusnya terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan yang telah dibiasakan selama Ramadhan. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan sebelum Ramadhan tiba. Dua bulan sebelumnya, Rajab dan Sya'ban, merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak amal shalih sebagai modal awal mengarungi Ramadhan yang penuh berkah.

Persiapan yang dimaksud bukanlah sekadar bermaaf-maafan secara simbolis seperti yang sering dilakukan sebagian umat Islam. Persiapan yang sebenarnya adalah memperbanyak amal shalih, memperbaiki akhlak, dan membersihkan diri dari segala dosa dan kemaksiatan. Dengan demikian, ketika Ramadhan tiba, seorang muslim sudah siap untuk menyambut bulan penuh ampunan ini dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci.

Salah satu amal shalih yang sangat dianjurkan untuk dilakukan sebelum Ramadhan adalah memperbanyak sedekah dan infak di jalan Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya sedekah dapat menolak bencana." (HR. Tirmidzi) Dengan bersedekah, kita tidak hanya membersihkan hati dari sifat kikir, tetapi juga mengundang keberkahan dan ampunan dari Allah.

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, seperti shalat tahajud, puasa Senin Kamis, dan membaca Al-Quran. Ibadah-ibadah ini akan membersihkan jiwa kita dari kotoran-kotoran dosa dan mempersiapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan penuh semangat dan kesiapan.

Di samping persiapan spiritual, persiapan fisik juga tidak kalah pentingnya. Kita harus menjaga kesehatan tubuh agar mampu menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Oleh karena itu, sebelum Ramadhan tiba, kita perlu membiasakan diri dengan pola makan yang sehat dan teratur, serta melakukan olahraga ringan secara rutin.

Wahai kaum muslimin, marilah kita jadikan taubat sebagai kunci utama dalam mengarungi Ramadhan dengan totalitas. Jadikanlah taubat sebagai bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari, bukan sekadar ritual sesaat sebelum Ramadhan tiba. Dengan taubat yang sejati, insya Allah, kita akan mampu melewati Ramadhan dengan khusyuk, penuh ketaatan, dan mendapatkan ampunan dari Allah.

Ingatlah, taubat bukanlah sekadar ucapan di bibir, tetapi ia harus disertai dengan perwujudan dalam tindakan nyata. Perbanyaklah amal shalih, jauhi segala bentuk kemaksiatan, dan bersihkanlah diri dari segala dosa dan noda. Dengan demikian, kita akan mampu mengarungi Ramadhan dengan totalitas, tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan kita menuju ridha Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun