Syahrial
Syahrial Guru

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadhan Penuh Berkah, Bebas dari Jerat Riba

14 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 14 Maret 2024   12:17 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Penuh Berkah, Bebas dari Jerat Riba
Dokumen jabarekspres.com

Islam kemudian datang membawa rahmat dengan mengharamkan riba dan menawarkan konsep muamalah yang lebih adil dan bermartabat. Dengan jual beli, kerjasama (syirkah), serta akad-akad lain yang sesuai syariah, kita bisa mendapatkan keuntungan yang halal tanpa harus merugikan orang lain. Bukankah Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang yang sangat jujur dan terpercaya? Beliau mengajarkan kita untuk mencari rezeki dengan cara yang baik dan diridhoi Allah.

Di sisi lain, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan. Meskipun terkadang kita menghadapi kesulitan ekonomi, namun dengan bersyukur, hati kita akan merasa tenang dan sabar dalam menghadapi ujian tersebut. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim [14] ayat 7:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"

Dengan bersyukur, kita akan dilapangkan rezeki oleh Allah. Sebaliknya, kekufuran dan keingkaran terhadap nikmat-Nya hanya akan mendatangkan azab dan siksaan. Selain itu, rasa syukur juga akan menjadikan kita lebih puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Kepuasan tersebut akan menjauhkan kita dari sifat rakus, tamak, dan serakah yang bisa mendorong seseorang untuk terjebak dalam praktik riba.

Oleh karena itu, saudara-saudara Muslim yang dirahmati Allah, marilah kita kuatkan iman dan senantiasa bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan. Jangan sekali-kali tergoda untuk terjun ke dalam praktik riba yang diharamkan. Seberat apapun kesulitan finansial yang dihadapi, Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan. Tetaplah bersabar, berhemat, berusaha mencari rizki yang halal, dan berprasangka baik kepada Allah. Insya Allah, Dia akan memberikan jalan keluar yang terbaik.  

Jika suatu saat kita benar-benar terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan mendesak, maka lakukan dengan niat yang baik dan carilah pinjaman yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dewasa ini, banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk pembiayaan sesuai tuntunan Islam seperti qardh (pinjaman kebajikan), murabahah (jual beli), dan lain sebagainya.   

Semoga dengan iman dan rasa syukur yang kokoh, kita dapat melalui segala ujian dengan lapang dada. Bukankah Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi: "Aku (Allah) tergantung dengan persangkaan hamba-Ku kepadaku." (HR. Abu Dawud, al-Hakim, dll). Dengan berbaik sangka kepada Allah dan senantiasa berusaha mendapatkan yang halal, pintu keberkahan akan terbuka lebar bagi kita semua. Wallahu a'lam bisshawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun