Insight dari Tarawih Malam ke-8 Ramadan
Salat Tarawih malam ke-8 atau tanggal 8 Ramadan 1444 H, Rabu (29/03/2023) kembali saya ikuti di Masjid Ibnu Katsir Pesantren Tahfidz Wahdah Islamiyah Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Diawali dengan salat Isya yang dimami oleh Ustadz Abu Muhammad selaku pimpinan dan pengasuh pondok. Sedangkan salat Tarawih diimami oleh ananda Muhammad Yasir Suparman dan Farhan Mas'ud Pemma. Keduanya merupakan siswa kelas XII SMA Al-Qur'an Wahdah Islamiyah Cibinong yang telah menamatkan hafalan Al-Qur'an. Farhan sejak kelas 3 di Pondok (kelas IX SMP). Sedangkan Yasir sejak kelas IX.
Usai salat Tarawih Ustadz menjelaskan beberapa pelajaran dari ayat yang dibacakan kedua imam dalam salat tarawih. Yang pertama surat Al-An'am ayat 125 (6:125) yang dibacakan imam pada ke-4, dan yang kedua surat Al-Furqan ayat 28-31.
Pelajaran dari Surat al-An'am ayat 125
Surat Al-An'am ayat 125 berbunyi;
Fa may yuridillhu ay yahdiyah yasyra adrah lil-islm, wa may yurid ay yuillah yaj'al adrah ayyiqan arajang ka`annam yaa''adu fis-sam`, kalika yaj'alullhur-rijsa 'alallana l yu`minn
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Sumber: https://tafsirweb.com/2249-surat-al-anam-ayat-125.html)
Ayat ini kata pak ustadz mengutip perkataan para Mufassir menunjukan bahwa diantara tanda, gejala, dan indikator bahwa seseorang diberi petunjuk (hidayah) oleh Allah adalah ketika dadanga terasa lapang menerima Islam. ketika akal pikirannya terbuka menerima kebenaran. Karena hidayat itu milik Allah dan hanya diberikan kepada mereka yang dengan lapang dada mau menerima kebenaran. Hanya diberikan kepada mereka yang hatinya terbuka terhdap kebenaran yang datang dari Allah. Sebaliknya tanda orang yang sesat dan tidak memperoleh petunjuk adalah mereka ''sesak nafas'' menerima pesan-pesan kebenaran.
Ayat itu juga mengandung pesan bahwa menolak kebenaran dan atau jau dari kebenaran merupakan penyakit jiwa yang menyakitkan. Hal ini biasa menimpa orang-orang yang tidak beriman.
Dalam kitab Al-Muktshar dijelaskan;
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk dibimbing ke jalan yang benar maka dilapangkan dadanya untuk menerima agama Islam dengan sukarela. Dan barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diabaikan dan tidak dibimbing ke jalan yang benar maka disempitkan dadanya sehingga tidak bisa menerima kebenaran. Keadaannya seperti orang yang naik ke langit yang tinggi hingga susah bernafas. Dan sebagaimana Allah memberikan kondisi yang sangat sempit itu kepada orang yang tersesat, Dia juga memberikan azab yang berat kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya". (sumber: https://tafsirweb.com/2249-surat-al-anam-ayat-125.html).
Pelajaran dari Surat Al-Furqan ayat 28-31; Tanda Orang yang Dapat Petunjuk
Ayat 28 berbicara tentang penyesalan orang-orang zalim di hari kiamat nanti. Penyesalan mereka yang begitu mendalam digambarkan dengan sangat jelas oleh ayat ini. Mereka sampai ''gigit tangan" karena menyesal. Kalau di dunia penyesalan biasanya diungkapkan dengan frasa gigit jari. Maka di akhirat gigit tangan. Bahkan kedua tangan sekaligus digigit. Saking meneyesalnya.