Syamsuddin
Syamsuddin Guru

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan Momentum Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri

1 April 2023   17:17 Diperbarui: 1 April 2023   17:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Momentum Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Diri
Ramadan Mubarak/Photo: Pikbest

Dampak sosial dari ibadah puasa tidak hanya ditemukan pada peningkatan empati dan soliditas sosial pelaku puasa. Tapi dampak sosial ibadah puasa juga muncul dari aspek lain yang merupakan bagian dari ibadah puasa, seperti fidyah dan kaffarat. Dimana ketika ada orang yang tidak mampu puasa karena halangan  permanen seperti tua renta, penyakit menahun yang tak kunjung sembuh atau sluit sembuh (menurut diagnosa dokter) sehingga tidak mungkin dapat mengganti puasa di luar Ramadan, maka diwajibkan mengganti puasa dengan fidyah. Fidyah itu adalah memberi makan orang miskin sejumlah hari tidak puasa. Demikian pula dengan orang  yang melanggar larangan berat saat puasa seperti hubungan badan suami istri pada siang hari Ramadan. Pelakunya haru membayar kaffarat berupa puasa dua bulan berturut-turut, jika tidak maka budak/hamba sahaya, jika tidak maka bersedekah kepada 60 orang miskin. Jika dicermati kaffarat dan fidyah sangat kental nuansa sosialnya. Puasa sendiri merupakan ibadah ritual personal, tapi hikmah dan dampaknya menembus dimensi sosial komunal.

Di samping itu peningkatan soliditas sosial pada bulan Ramadan juga merupakan dampak dari ibadah lain selain puasa. Seperti sedekah dengan berbagai ragam dan bentuknya misalnya, berbagi takjil dan suguhan buka puasa. Bahkan sedekah pada bulan Ramadan termasuk jenis sedekah paling afdhal. Rasul bersabda;

"Sedekah paling utama (afdhal) adalah sedekah pada bulan Ramadan".

Kedermawanan dibalik Bacaan Al-Qur'an

Raamadan juga disebut sebagai syahrul qur'an (bulan Al-Qur'an) dan Syahrul juud wal karam (bulan kedemawanan dan kemurahan hati). Nabi Muhammad selaku panutan terbaik kita makin dermawan saat memasuki bulan Ramadan. Dan ternyata kedemawanan beliau  yang makin meningkat pada bulan Ramadan merupakan efek dari tadarus Al-Qur'an beliau bersama Malaikat Jibril. Sebagaimana kesaksian Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma yang menyatakan bahwa;

Rasulullah s.a.w adalah orang yang paling dermawan dan makin dermawan pada bulan Ramadan saat didatangi oleh Malaikat Jibril, Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadan untuk tadarus Al-Qur'an bersama beliau. Maka Rasulullah makin dermawan dan pemurah berbagi kebaikan melebihi angin yang berhembus".

Singatknya, Rasul itu orang paling dermawan. Infaknya disifati oleh para sahabat dengan ''berinfak tanpa takut miskin", alias sedekah brutal. Namun pada bulan Ramadan sedekahnya makin meningkat. Dan semangat berbagi kebaikan juga meningkat. Sebab makna al-judd dalam frasa ajwadun nas (manusia paling dermawan dan pemurah) dalam hadis Ibnu Abbas di atas tidak terbatas pada harta, tapi mencakup semua bentuk dan dimensi kebaikan yang diberikan kepada sesama.

Uniknya adalah kedemawanan dan kepemurahan Nabi yang makin meningkat di bulan Ramadan merupakan dampak sosial dari bacaan tadarrus Al-Qur'an beliau bersama Malaikat Jibril. Tenyata bacaan Al-Qur'an yang sifatnya sangat personal memiliki dampak sosial. Seperti yang dicontoh teladanankan oleh baginda Rasul.

Bagaimana dengan kita?

Saatnya tadarus dan bacaan Qur'an  yang kita lakukan meningkatkan kualitas diri kita daris saleh scara ritual personal menjadi saleh secara sosial komunal.

 Pada akhirnya Ramadan beserta berbagai amal ibadah di dalamnya merupakan rangkaian olah jiwa dan olahraga spritual yang memperbaiki diri. Saatnya ibadah Ramadan yang kita lakukan mentransfomasi kita menjadi pribadi yang saleh secara ritual dan sosial. Semogra Ramadan kita kali ini menjadi momentum perbaikan dan peningkatan kualitas diri secara spritual, emosional, dan sosial. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun