Syamsuddin
Syamsuddin Guru

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berat Memafkan Orang Lain? Ingat 4 Hal Ini

29 April 2023   11:48 Diperbarui: 29 April 2023   12:03 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berat Memafkan Orang Lain? Ingat 4 Hal Ini
Maafkanlah!kamu juga pernah salah pada hari lain/Photo: https://3.bp.blogspot.com

''Iltamis li akhika sab'ina 'udzran", kata Amirul Mukminin Umar bin Khathab. Artinya, "Carikan untuk saudaramu 70 uzur (alasan untuk memakluminya)". Udzur di sini bermakna halangan/kelemahan/ketidakmampuan/keterbatasan yang jadi alasan seseroang dapat dimaklumi dan atau tidak dianggap bersalah.

Maksud dari perkataan Umar di atas adalah, jika ada kesalahan atau sikap tidak baik saudara kita maka jangan cepat-cepat menganggap dia bersalah dan atau sengaja dan berniat melakukan kesalahan tersebut. Jangan terburu-buru men-judge dia. Tapi carikan alasan untuk memaklumi dia.

Maksudnya sangka baik (husnudzan) pada saudara atau teman tersebut dengan mengatakan pada diri sendiri, "mungkin dia melakukan itu karena ini, . . .", "mungkin dia tidak tahu", ''mungkin dia lupa", '' mungkin ini" '' mungkin itu". Atau mungkin ada sebab dan faktor lain yang saya tidak ketahui. Singkatnya 70 alasan kata Umar. Ini yang saya istilahkan dengan area blind spot pada diri teman dan atau saudara kita.  

Alhamdulillah kita hidup di masa dimana tools ilmu psikologi untuk mendeteksi tipe kepribdian orang begitu mudah diakses. Begitu pula panduan interkasi dengan berbagai tipe kepribadian juga mudah didapatkan, mualai dari yang gratisan sampai yang bebayar. 

Tapi mengetahui tipe kepribadian seseorang bukan jaminan kita dapat mengenali secara detail dan rinci kebiasaan, watak, dan karakter seseorang. Saya pribadi walau sudah berusaha mencari tahu tipe kepribadian orang-orang dekat baik melalui DISCnya Om William Moulton  Marston atau MBTI nya Bunda Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs, dan atau yang lainnya tetap saja merasa kesulitan mendeteksi watak karatekter dan kepribadian. Tetap saja ada hal-hal yang luput dan lewat.

Oleh karena itu setelah upaya maksmimal mengenali kepribadian masing-masing orang di sekitar kita pada akhirnya kita harus mengakui masih ada area blind spot pada  diri dan kepribadian mereka yang tidak kita ketahui. Karena itu satu-satunya jalan tengah adalah sadar diri bahwa (kalau pinjam teorinya Umar) minimal ada 70 titik area blind spot pada diri orang sekitar kita yang tidak kita ketahui.

Blind spot adalah istilah dalam berkendara. Artinya titik buta kendaraan yang tidak terjangkau oleh kaca spion sehingga tak terlihat oleh supir saat berkendara. Blind spot umumnya dipicu oleh beberapa sebab seperti jangkaun pandangan yang terbatas pada spion, terhalang oleh muatan atau bawaan, atau posisi yang persis belakang mobil, dan sebab lainnya.

Nah dalam interkasi dan komunikasi kadang ada sisi yang tidak ketahui pada diri orang lain. Baik orang dekat maupun jauh, seperti anak istri,  saudara kandung, kerabat, atasan, bawahan, rekan kerja, mitra bisnis, guru, murid, dan sebagainya. Nah, hal-hala yang tak terketahui ini saya istilahkan  sebagai area blind spot/titik buta pada diri pribadi orang-orang sekitar kita.

Oleh karena ada bahkan banyak area blind spot pada diri kepribadian, watak, dan karakter saudara orang sekitar kita yang tidak dapat kita jangkau, maka memaafkan merupakan key word utama dalam  menjaga harmoni pegaulan dan interaksi yang sehat dan baik. Karena Interkasi yang sehat dan komunikasi yang baik itu bukan berarti tanpa kendala, bukan juga tanpa riak dan konflik sama sekali. Tapi cara terbaik manjaga harmoni kehidupan adalah saling memaafkan.

Mau Dimaafkan dan Diampuni Allah? Maafkan Sesama

Jika semua pertimbangan di atas belum bisa meyakikan diri kita untuk memberi maaf, semoga poin teakhir ini meruntuhkan ego diri. Kita semua butuh ampunan dan pemaafan dari Allah. Dan salah satu cara meraih ampunan dan maaf-Nya Allah adalah dengan memberi maaf pada sesama.

Mari sama-sama renungkan Kalamullah ini, "Hendaklah mereka memafkan dan berlapang dada, Tidak sukakah kamu diampuni oleh Allah, Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (terj. Qs. An-Nur [24]:22).

Tahukah teman-teman Kompasianer Muslim/ah? Konteks ayat dan atau kisah yang melatari turunnya ayat tersebut? Ayat itu turun pada seseorang yang berada dalam situsai ''berat untuk memafakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun