Syamsuddin
Syamsuddin Guru

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berat Memafkan Orang Lain? Ingat 4 Hal Ini

29 April 2023   11:48 Diperbarui: 29 April 2023   12:03 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berat Memafkan Orang Lain? Ingat 4 Hal Ini
Maafkanlah!kamu juga pernah salah pada hari lain/Photo: https://3.bp.blogspot.com

Adalah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq sahabat sekaligus mertua Rasulullah yang sedang terpukul akibat fitnah keji yang dialamatkan pada putrinya. Ummul Mukminin Aisyah radhiyyallahu 'anha, putri beliau yang juga istri Nabi menjadi korban fitnah keji kaum Munafikin. Beliau dituduh berbuat serong dalam perjalanan kembali dari Perang Bani Mustaliq.

Fitnah keji ini sudah cukup membuat Abu Bakar sebagai ayah sekaligus mertua dan sahabat dekat dari sang menantu. Tapi yang paling membuat lebih terpukul  lagi adalah adanya kerabat yang ikut-ikutan menyebarkan berita bohong  berisi fitnah keji tersebut.

Kerabat berinisial M tersebut adalah ponakan Abu Bakar yang biaya hidup hariannya ditanggung oleh Abu Bakar. Tapi saat putri Abu Bakar jadi korban fitnah, malah si-M ini ikut-ikutan menyebar hox tentang Aisyah. Secara manusiawi Abu Bakar terpukul,  sehingga ia memutuskan untuk menghentikan nafkah belanja kebutuhan hidup si Misthah tersebut.

Bahkan beliau sampai bersumpah, ''Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memafkan. . . "(terj. Qs. An-Nur:22).

Ketika turun ayat itu bersamaan dengan ayat yang mengklarifikasi bersihnya Aisyah dari fitnah keji, para perancang fitnah dihukum, dan semua pihak yang ikut andil menebar fitnah diampuni oleh Allah, Abu Bakar segera mengubah keputusannya dan menarik sumpahnya. "Iya ya Allah, saya ingin diampuni". Selanjutnya dia meneruskan supplay nafkah yang dia berikan pada kerabatnya tersebut.

Oleh karena itu beliau termasuk salah satu manusia paling tulus pada sesama. Dalam situasi seperti ini, lebih memilih memaafkan dan menjaga silatrahmi dengan kerabat walau telah bersikap buruk. Semua itu beliau lakukan demi meraih ampunan Allah. Beliau  sadar, ampunan Allah didapatkan dengan  memaafkan sesama.

Jikakita kehabisan alasan untuk memaafkan, pikirkan dan renungkan, kita butuh ampunan Allah. Dan Allah memberikan ampunan-Nya salah satunya kepada mereka yang mudah memaafkan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun