Syefira Maharani T. 22107030070 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA #JURKOMUINJOGJA23
Hari Raya Ketupat Berawal dari Sarana Dakwah Menjadi Sebuah Tradisi?
Hari raya ketupat atau lebaran kupatan adalah salah satu rangkaian dari hari raya idul fitri yang tidak boleh terlewatkan. Dilaksanakan pada hari raya ke 7 atau tanggal 7 syawal setiap tahunnya.
Berawal dari sebagai sarana dakwah penyebaran Islam, kini hari raya ketupat dilaksanakan setiap tahunya dengan berbagai tradisi yang unik disetiap daerah. Dibalik dengan kemeriahan dan kebersamaan hari raya ketupat, ternyata ketupat sendiri memiliki nilai filosofis yang bermakna didalamnya. Untuk tahu lebih lanjut mengenai seluk beluk hari raya ketupat perhatikan penjelasan dibawah ini.
Sejarah Hari Raya Ketupat
Sejarawan Belanda, Hermanus Johannes de Graaf dalam bukunya yang berjudul Malay Annual mengatakan bahwa ketupat pertama kali muncul di daerah jawa, tepatnya ketika kepemimpinan Kerajaan Demak.
Ketupat merupakan sarana dakwah. Sunan Kalijaga terkenal dengan cara menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara cara yang halus, merakyat, dan unik. Dengan mengakulturasi budaya masyarakat sebelumnya dengan nilai nilai keislaman menjadikan ajaran agama Islam lebih mudah masuk ke dalam masyarakat.
Ketupat salah satunya, masyarakat sebelumnya sudah kental dengan acara perjamuan dalam kenduri, Sunan Kalijaga membawa ketupat sebagai hidangan dengan beribu filosofinya yang mengajarkan nilai nilai didalamnya.
Arti Hari Raya Ketupat
Ketupat dalam bahasa jawa adalah "Kupat" memiliki dua pengertian. Yang pertama "Kupat" singkatan dari ngaku lepat yang memiliki pengertian mengakui kesalahan. Sesama umat manusia harus lapang dalam mengakui kesalahan, dan tidak ragu untuk saling memafkan setiap kesalahan. Karena sejatinya manusia adalah tempat salah dan tidak ada yang sempurna. Pengertian yang kedua "Kupat" Laku Papat yang berarti menggambarkan empat tindakan.
Empat tindakan yang dimaksut yaitu Luberan (melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan), Leburan (melebur dosa), Lebaran (pintu ampunan terbuka lebar untuk orang lain) dan Laburan (menyucikan diri kembali suci). Jadi pada intinya ketupat berarti mengakui kesalahan, dan saling memafkan.
Umat muslim pada hari raya ketupat membagikan dan saling bertukar ketupat pada sanak saudara, tetangga, dan orang disekelilingya dengan tujuan saling memaafkan kesalahan yang telah diperbuat selama ini.