Kiasan Bunga yang Menjadi Petunjuk
Tidak seperti biasa, bunga itu seketika tumbuh tanpa perlu banyak pemupukan atau penyiraman seperti biasanya. Bunga yang selalu sulit untuk tumbuh, sebab dirinya hanya akan mengenal cara untuk bertahan, dalam teriknya musim kemarau atau dinginnya hujan badai yang menerpa dirinya.
Meski butuh banyak spekulasi, perhitungan, dan perencanaan baru. Bunga itu pada akhirnya dapat dengan cepat menyesuaikan diri. Walaupun layu daun dan gugurnya sesekali dialami semasa pertumbuhannya.
Manusia yang notabene lebih canggih hingga disebut ahsanu taqwim, terkadang untuk mau belajar dari sekelopak bunga pun dirinya merasa enggan. Sebab dirinya merasa lebih besar dan lebih hebat.
Keadaan yang sama ketika Iblis enggan tunduk kepada Nabi Adam as. Makhluk yang ribuan tahun lebih tua. Telah menapaki langit hingga lapis ke tujuh, dan hingga mendapat jabatan pemimpinnya para malaikat.
Luar biasa sombong manusia-manusia masa kini. Wajar jika yang tidak tahu adab, dirinya sombong. Akan tetapi, jika merasa mengetahui adab, namun masih menunjukkan keangkuhannya, tentu saja akan menimbulkan perasaan gemas terhadapnya.
Rasa-rasanya kok seperti orang yang selalu ingin berada di klasemen teratas. Menempati singgasana yang telah dibangunnya dengan banyak perjuangan.
Tidak ada satupun alat yang mampu menjadi parameter kedekatan kita dengan Tuhan. Sepintar-pintarnya kita melakukan sandiwara agar nampak menjadi tokoh-tokoh yang antagonis, agar dikira tidak alim.
Sebab sudah terlalu banyak manusia yang tidak alim tapi berpura-pura menjadi orang yang sholeh. Dan mereka yang hendak melakukan tipuan tersebut tidak sadar bahwa dirinya sendirilah yang justru tertipu.
"Orang-orang yang jika mendapati pernyataan, "janganlah engkau membuat kerusakan di bumi." Mereka menjawab, "sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Segala bentuk kerusakan/masalah yang sedang dihadapi adalah hasil perbuatan mereka sendiri, akan tetapi mereka tidaklah menyadarinya.
Bunga itu terus tumbuh dengan tidak melakukan agresivitas serangan untuk mencetak tujuan dan gol-gol keindahan, melainkan ia lebih banyak belajar mengenai seni cara bertahan dari serangan-serangan yang datang dari luar dirinya. Semakin banyak variasi serangan, semakin banyak pula ia mampu mengembangkan skill bertahannya.