8 Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadan yang Tidak akan Kembali Lagi
5. Berbagai Permainan Tradisional
Bulan puasa biasanya identik dengan petasan dan kembang api. Maka permainan ini walau kadang berbahaya tetap dimainkan oleh anak-anal. Para remaja bisa bermain petasan sementara anak-anak yang lebih kecil bermain kembang api yang dianggap lebih aman. Namun ada satu permainan tradisional yang lebih seru lagi, yaitu Meriam bambu yang suaranya lebih menggelegar dan sering dimainkan saat menjelang berbuka atau ngabuburit.
6. Puasa Setengah Hari dan Hadiah
Mungkin tradisi ini juga masih ada hingga saat ini dimana sebagian anak-anak, terutama yang berusia di bawah 8 tahun biasanya hanya menjalankan puasa sampai setengah hari. Sementara anak-anak yang lebih besar biasanya dijanjikan akan mendapat hadiah apabila bisa menjalankan puasa sampai sebulan penuh,
7 Ngabuburit di dekat Langgar atau Masjid
Kalau sekarang banyak sekali remaja dan orang tuan yang ngabuburit atau menunggu waktu berbuka dengan jalan-jalan ke mal. Maka di masa itu kebanyakan anak-anak ngabuburit di lapangan yang ada di dekat masjid atau langgar. Di sini anak-anak bisa bermain berbagai macam permainan tradisional yang sekarang mungkin sudah jarang dimainkan lagi. Ada bermain gobak sorong, main kelereng, main taplak, dan masih banyak lagi.
8. Saatnya mendapat pakaian dan sepatu baru
Ketika bulan Ramadhan sudah berlangsung lebih dari dua puluh hari, maka anak-anak bisanya sudah merengek minta dibelikan baju, celana, sarung, ataupun sepatu dan kopiah baru. Tentu saja sangat menyenangkan bagi anak-anak walau bisa saja sangat memusingkan bagi orang tua, terutama yang keadaan ekonominya kurang baik. Tetapi orang tua biasanya akan mendahulukan segala keperluan anak dibandingkan keperluan mereka sendiri.
Demikian delapan hal yang terjadi di bulan Ramadan di masa kecil dahulu yang sebagian mungkin sudah tidak mungkin di alami lagi. Apa lagi dengan semakin modernnya teknologi dan perubahan zaman.