Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)
Menilik Surat Al Baqarah Ayat 183 tentang Perintah Wajib Puasa Ramadan
Puasa adalah rukun Islam ke-3 bagi umat Muslim.
Tidaklah sempurna keislaman orang yang memeluk agama Islam tapi tidak menjalankan ibadah puasa. Di bulan mulia ini kita diberikan kesempatan yang seluas-luasnya oleh Allah Swt untuk menunaikan kewajiban berpuasa.
Maka tidak berlebihan jika sepatutnya kita berucap syukur karena mungkin saja banyak orang diluar sana belum tentu bisa memperoleh kenikmatan berpuasa.
Ramadan adalah bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan dan bulan penuh pahala. Oleh karena itu mari kita memperbanyak ibadah, bersedekah dan berbuat amal kebaikan lainnya.
Perintah wajib berpuasa tertulis di dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183.
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat tersebut menjelaskan beberapa hal mengenai perintah wajib berpuasa.
1. Ditujukan kepada orang-orang beriman.
Perintah berpuasa ditujukan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul NYA. Puasa diwajibkan untuk umat Muslim yang sudah balig, berakal serta dalam keadaan sehat.
Bahwa menjalankan ibadah puasa adalah bentuk keimanan kita kepada Allah Swt. Dan atas hal ini tak ada lagi keraguan untuk menjalankannya.
2. Kewajiban menjalankan puasa.
Puasa di bulan Ramadan hukumnya adalah WAJIB. Jika kita tidak menjalankan maka akan mendapat dosa.
Puasa adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah Swt yang dilakukan dengan cara menahan lapar dan dahaga serta semua hal yang membatalkan mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
3. Sebagaimana diwajibkan kepada umat terdahulu.
Ibadah puasa sebenarnya pernah dijalankan juga oleh umat sebelum Nabi Muhammad SAW. Berikut ini beberapa rangkuman puasa yang dijalankan.
Nabi Adam As berpuasa sebelum diturunkan ke bumi karena terbujuk rayuan setan untuk mendekati pohon terlarang. Menurut Ibnu Katsir, puasa nabi Adam As dilakukan selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun.
Pendapat lain mengatakan bahwa nabi Adam As berpuasa setiap tanggal 10 Muharam sebagai ungkapan syukur atas pertemuannya dengan Hawa di Arafah.
Nabi Nuh As berpuasa ketika sedang berada di atas bahtera yang dibuatnya untuk menyelamatkan manusia yang beriman dari banjir bandang. Menurut Ibnu Katsir, puasa nabi Nuh ini dilakukan selama satu tahun penuh kecuali dua hari raya.
Nabi Ibrahim As berpuasa ketika dilemparkan oleh Raja Namrud ke dalam api. Beliau dalam keadaan berpuasa dan berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari api yang panas sehingga api tersebut menjadi dingin.
Nabi Musa As berpuasa saat beliau sedang bermunajat di Gunung Tursina selama 40 hari.
Nabi Yusuf As berpuasa saat beliau sedang menjalani hukuman di penjara akibat fitnah telah berbuat tidak senonoh kepada Zulaikha.
Nabi Yunus As berpuasa saat berada dalam perut ikan nun (ikan paus). Ketika berbuka dikisahkan bahwa beliau memakan buah yang tumbuh di tepi pantai yang bentuknya seperti labu setelah dimuntahkan oleh ikan yang menelannya.
Nabi Syuaib As berpuasa di usia tuanya, beliau terkenal saleh dan banyak melakukan puasa. Kehidupan beliau pun sangat sederhana. Puasa bagi nabi Syuaib adalah sarana untuk mendekatkan diri dan bertaqwa kepada Allah.
Nabi Ayub As hidup dalam kekurangan, dan menderita penyakit menahun. Beliau banyak melakukan puasa dan beribadah kepada Allah Swt.
Nabi Daud As biasa berpuasa satu hari dan berbuka (tidak berpuasa) satu hari. Disebutkan dalam perjanjian lama bahwa ketika putranya sakit keras nabi Daud As berpuasa selama tujuh hari untuk memohon kesembuhan anaknya. Namun sang putra meninggal pada hari ketujuh beliau berpuasa.
4. Tujuan berpuasa adalah ketakwaan.
Tujuan perintah puasa adalah ketakwaan yaitu rasa percaya kepada Allah Swt dengan mematuhi segala perintah NYA dan menjauhi semua larangan NYA. Surat Al Baqarah ayat 183 adalah landasan utama umat Muslim dalam menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadan.
Selama bulan Ramadan, Allah Swt mengurung semua jin dan setan. Semua pintu surga dibuka dan semua pintu neraka ditutup. Oleh karena itu berpuasa sejatinya adalah mengalahkan hawa nafsu serta syahwat yang dimiliki oleh setiap manusia.
Bagi yang mampu menjalankan dengan taat, maka mendapatkan pahala dan kemenangan yang besar serta terlahir fitrah di penghujung Ramadan.
***
Demikian makna dari surat Al Baqarah ayat 183 yang selalu teringat pada saat bulan Ramadan. Tak ada keraguan untuk menunaikannya. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1442 H.
"Beribadah bukan takut dosa atau mengejar pahala, karena sejatinya ibadah adalah sebuah keikhlasan." The Architect
-AP-
#Tulisan ini diikutsertakan dalam blog competition samber thr 2021 dari thrkompasiana.
#Tulisan ini merupakan tulisan samber 2021 hari 15.