Anjas Permata
Anjas Permata Konsultan

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Sambel Wader Trowulan Enaknya Kebangetan

26 April 2023   23:58 Diperbarui: 2 Mei 2023   01:15 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambel Wader Trowulan Enaknya Kebangetan
Sambel Wader Trowulan. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Siang itu cuaca agak sedikit panas. Tanpa rencana, tetiba saya ajak istri makan siang di luar. Saya teringat ada satu tempat yang sudah agak lama tidak kami kunjungi.

Kebetulan saya dan istri dari dulu adalah pecinta kuliner pedas. Hampir setiap pekan kami selalu hunting tempat-tempat yang menyajikan makanan pedas.

Oh ya kawan, kamu perlu tahu bahwa mengonsumsi makanan pedas itu banyak manfaatnya juga lho diantaranya:

  • Cabai mengandung vitamin C dan vitamin A yang menghasilkan antioksidan sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Rasa pedas mampu meningkatkan sistem metabolisme dalam tubuh sehingga kalori lebih cepat terbakar sehingga bisa jadi alternatof menurunkan berat badan.
  • Kandungan capcaisin (zat aktif pada cabai yang menimbulkan rasa pedas) terbukti ampuh menghambat dan mematikan sel-sel kanker
  • Cabai juga berkhasiat untuk mencegah inflamsi yang menjadi sumber penyebab serangan jantung.

Namun yang perlu diperhatikan ialah soal takaran serta kebutuhan. Kalau terlalu sering atau terlalu banyak makan pedas juga berbahaya bagi kesehatan.

Dari sekian banyak lokasi yang pernah kami datangi, ada satu tempat yang menurut saya sangat spesial, namanya Sambel Wader Trowulan.

Lokasinya di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang merupakan bekas pusat kerajaan Majapahit. Letak warung sambel wader berdekatan dengan tempat wisata kolam segaran.

Bahan dasarnya tentu saja ikan wader yakni sejenis ikan siprinide yang termasuk golongan ikan mas. Mereka hidup di air tawar seperti danau, sungai, sawah dan saluran irigasi.

Standar ikan wader yang biasa disajikan berukuran kecil sebesar jari kelingking. Mereka digoreng kering sehingga bisa langsung dimakan tanpa harus memisahkan durinya.

Jangan mengaku orang Indonesia kalau belum makan ikan yang satu ini, karena sejak zaman dahulu kala ikan wader menjadi sumber protein yang mudah didapatkan.

Ketika masuk warung kita harus mencari meja dan kursi terlebih dahulu karena disini hampir setiap akhir pekan selalu ramai dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar kota Mojokerto.

"Mau pesan apa mas?", tanya seorang wanita setengah baya sambil memberikan daftar menu.

"Sambel wadernya 2 esktra pedas pake nasi, es teh satu dan es jeruk satu ya mbak!", jawab saya.

"Ada tambahan lain?", tanya si mbak untuk memastikan pesanan sekali lagi.

Istri saya menjawab, "Botok tahu tempe sama bakwan jagung seporsi."

Saat itu telah banyak pengunjung yang memenuhi warung. Kita bisa memilih mau makan indoor atau outdoor. Di luar disediakan meja kursi yang diletakkan dibawah pohon-pohon kersen atau keres.

Tak berapa lama, semua pesanan kami telah tersedia di meja. Hmmm... aroma ikan wader yang baru saja digoreng sangat menggugah selera. Kepulan asap nasi panas semakin menambah gairah kami untuk langsung menyantapnya.

"Jiangkrik... panas!!!, teriakku setelah jari tangan kepanasan sewaktu mengambil ikan wader dari tumpukan sambel.

Makan sambel memang paling nikmat menggunakan tangan. Hanya kaum lemah yang makan sambel pakai sendok (haha..). 

Saya ambil nasi yang sudah mulai menghangat, lalu cocolkan dulu ke sambel terasinya. Alamak... rasa ini tak ada duanya!!!

Kriuk.. kriuk.. saya mulai menghajar ikan-ikan wader goreng kering yang sempat beradu sakti dengan jari jemari. Perpaduan nasi, sambel terasi dan ikan wader memang dahsyat men!

Karena keasyikan makan sambel wader, hampir saja kami kelupaan kalau di meja masih ada botok tahu tempe dan bakwan jagung. Ketika saya membuka daun pisang pembungkus botok, langsung tercium gurihnya parutan kelapa yang berpadu dengan irisan tahu dan tempe kukus.

Semua makanan disini nggak ada yang failed kawan, pokoknya high recommended banget bagi Anda yang senang dengan masakan ala nusantara.

Selain sambel wader dan botok tahu tempe, masih ada lagi jenis masakan nusantara lain seperti pepes ikan, botok ati ampela, sayur asem, sayur bening, dan lain-lain.

***

Sejak lama sambel dipercaya sebagai makanan penyedap khas Indonesia asal Pulau Jawa yang sudah dikonsumsi sejak abad ke-10 Masehi. Sambel telah menjadi kuliner khas Nusantara yang tak ada duanya.

Cabai sebagai bahan dasar membuat sambel bukanlah tanman asli Indonesia. Jika dirunut dari sejarahnya, cabai berasal dari benua Amerika. Cabai kemudian menyebar ke benua Eropa setelah dibawa oleh pelaut bernama Christopher Columbus yang menemukan benua Amerika.

Cabai kemudian dibawa oleh orang-orang Portugis dan Spanyol yang saat itu mendatangi Indonesia. Karena sempat ada sistem tanam paksa, maka salah satu tanaman yang ditanam adalah cabai. Sehingga cabai semakin tumbuh subur di Indonesia.

Sebagai pecinta kuliner pedas, sudah banyak jenis sambel yang saya nikmati. Tetapi sambel wader trowulan lah yang jadi favorit karena enaknya kebangetan!!!

***

"Paling enak makan sambel terasi, apalagi makan di warung fatimah. Bersyukur atas hari ini, mari kita perbanyak sedekah."

-Anjas Permata

#samber thr
#samber 2023 hari 26
#thr kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun