Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Guru

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Jalur Rempah, Sakit Ringan, dan Tiga "O"

28 April 2020   22:50 Diperbarui: 28 April 2020   23:17 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur Rempah, Sakit Ringan, dan Tiga "O"
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tadi sore, saya baru saja mendengarkan sebuah talkshow yang menarik, membahas tentang "Jalur Rempah". Bahwa bangsa kita sedang memperjuangkan pengakuan dunia atas jalur perdagangan rempah yang pernah eksis di masa lalu.

Sejarah mencatat, sejak dulu negeri kita terkenal dengan rempahnya, dan banyak diminati oleh bangsa asing, diantaranya dari barat. Baik itu karena kuantitas maupun kualitasnya. Itu pula yang menjadi salah satu alasan kehadiran bangsa barat ke nusantara, yakni untuk melakukan perdagangan, yang pada akhirnya berujung pada praktik monopoli perdagangan dan kolonialisme.

Sesungguhnya mengapa bangsa barat begitu tertarik dengan rempah tersebut?

Rempah itu ternyata merupakan komoditas yang laku dan memiliki harga jual yang tinggi di pasar Eropa. Alasannya jelas, karena rempah itu memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai bumbu makanan (penyedap rasa) maupun sebagai penjaga stamina dan kesehatan tubuh.

Masyarakat nusantara pun sesungguhnya telah mewariskan pemanfaatan rempah itu secara turun temurun. Bahkan hingga sekarang, begitu mudahnya kita menemukan rempah di setiap dapur rumah. Keluarga kami adalah salah satu yang termasuk di dalamnya.

Nah, selain pemanfaatannya untuk bumbu masak, ternyata rempah itu sering juga kami gunakan untuk pengobatan sakit ringan, seperti flu, meriang, masuk angin dan batuk. Adapun rempah yang sering kami manfaatkan untuk  pengobatan sakit ringan tersebut seperti kunyit, kapulaga, jahe, kayu manis dan cengkeh. Biasanya rempah itu kami rebus, kemudian airnya diambil untuk di minum.

Ternyata untuk kategori sakit ringan, jenis rempah seperti itu ternyata sangat mujarab dan mampu membuat tubuh lebih hangat dan daya tahannya pun jauh lebih baik.

Intinya, untuk sakit ringan seperti yang sudah saya sampaikan di atas, setidaknya kami mengupayakan terlebih dahulu pengobatan  a la tradisional dan berusaha untuk menghindari mengonsumsi obat-obatan yang bersifat kimiawi.

Olah Raga, Olah Jiwa, dan Olah Pikir

Selain hal yang sudah sampaikan di atas, sesungguhnya ada banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk menghindari dan mengatasi berbagai sakit ringan yang mungkin menghampiri kita.

Seperti judul kecil yang saya pambaikan di atas, bahwa ketiga hal tersebut (olah raga, olah jiwa dan olah pikir)  termasuk hal yang membuat tubuh kita selalu sehat, bugar, tenang dan jauh dari penyakit.

Tidak dapat dipungkiri bahwa malas berolah raga tentu akan membuat tubuh lemas, peredaran darah kurang lancar, asupan oksigen ke otak bisa berkurang dan lain sebagainya. Sebaliknya orang yang sering berolah raga tentu akan terlihat lebih enerjik, bugar dan riang.

Begitu pula orang yang mampu mengolah jiwa dan pikirannya dengan baik. Mereka akan hidup tampak seolah tanpa beban, ramah dan mudah tersenyum pada orang lain. Bahkan pribadi yang demikian akan disenangi oleh orang di sekitarnya.

Bukankah dengan kemampuan mengelola jiwa dan pikiran juga akan membuat kita terhindar dari penyakit mental seperti mudahnya stress atau depresi.

Nah, kalau olah raga itu mengajarkan diri kita banyak bergerak, sebaliknya olah jiwa dan pikiran itu dapat kita latih dengan memperbanyak berdoa dan rasa syukur pada Tuhan, merenung dan berefleksi. Tidak membiarkan pikiran negatif menghantui pikiran.

Begitulah kira-kira tips yang bisa digunakan untuk terhindar dari berbagai sakit ringan. Terutama bagi sahabat-sahabatku yang sedang menunaikan ibadah puasa. Mari tetap menjaga tubuh, jiwa dan pikiran.

Akhir kata, selamat menjalani puasa dan terhindar dari berbagai sakit penyakit. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun