Tito Adam
Tito Adam Jurnalis

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ketika Tradisi Bangunin Sahur Berganti Acara TV, Teman hingga Salat Subuh

1 Mei 2021   17:27 Diperbarui: 1 Mei 2021   17:51 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Tradisi Bangunin Sahur Berganti Acara TV, Teman hingga Salat Subuh
Masyarakat kekinian serasa wajib sahur di temani acara tv. Sumber : Vice

Bagi warga perkotaan, sudah mulai jarang adanya sekumpulan remaja keliling bangunin sahur. Ini dikarenakan warga perkotaan tidak suka dengan sesuatu yang bising mengganggu mereka.

Karena hal ini pula, lama-lama tradisi itu mulai ditinggalkan. Padahal tradisi itu cukup menarik karena sangat menunjukkan budaya lokal di daerah tersebut.

Selama hidup saya, saya pernah jalani puasa di empat kota yang berbeda. Diantaranya, Surabaya, Malang, Jakarta dan Kuta, Bali.

Selama itu, saya baru bertemu sekali dengan sekumpulan remaja bangunin sahur saat berpuasa di bulan ramadan. Saya bertemu mereka saat sempat tinggal cukup lama di Jakarta.

Namun tidak semua wilayah di Jakarta ada. Saya yang kebetulan sedang magang di Jakarta, sempat berpindah-pindah tempat tinggal selama 3 bulan. Menurut saya, cukup asik.

Sedangkan di tiga wilayah lain, punya cara dan tradisi sendiri saat sahur. Tidak ada yang sama dalam membangunkan saya saat sahur. Apalagi yang menemani saya saat sahur.

Di Malang, saya tinggal di rumah saudara saya. Sebelum pandemi, sering saya liburan puasa mampir ke sini beberapa hari. Di sini, ada bunyi seperti sirene perang untuk bangunin sahur.

Awal pertama kali tahu, saya kaget. Saya kira bunyi sesuatu yang gawat. Apalagi rumah saudara dekat dengan masjid. Sehingga, suara sirine itu begitu keras.

Saya juga sempat merasakan puasa di Bali. Suasana di sini sangat tenang. Sehingga khusyu saat beribadah. Untuk bangunin sahur, tidak ada yang istimewa.

Namun yang menarik, masjid di sana tetap woro-woro saatnya sahur. Kita sama-sama tahu, mayoritas penduduk Bali bukanlah muslim. Namun, toleransinya begitu tinggi.

Di Surabaya, tempat tinggal saya, tidak pernah ada yang kegiatan atau tradisi bangunin sahur. Hanya ada tradisi dengan keluarga saya. Yaitu, rebutan nonton televisi sebagai teman sahur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun