Saat Orang yang Pernah Menyakiti Kita Butuh Bantuan Apa yang Harus Dilakukan?
Memarahi atau Membantunya?
Bila kejadian atas diri orang lain maka kita dengan sangat percaya diri memberikan petata petiti, antara lain "Maafkanlah orang yang bersalah kepada kita dengan ikhlas."
Tetapi dikala terjadi atas diri kita sendiri, baru kita sadar diri bahwa memberikan nasihat pada orang lain sangatlah muda, tetapi saat mengalami sendiri baru tahu bahwa untuk dapat memaafkan butuh perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri.
Apalagi bila orang yang sudah kita tolong dengan bersusah payah tanpa mengharapkan balasasan apapun ternyata tega membalas air susu dengan air tuba.
Dengan maksud baik untuk membantu, kita pinjamkan modal agar ia dapat mengubah nasibnya agar jangan terus menjadi Tukang Beca seumur hidupnya.
Tetapi ternyata niat baik tidak selalu mendapatkan balasan yang baik, karena orang yang sudah dianggap sebagai saudara sendiri tidak pernah kembali lagi.
Marah dan kecewa? Sebagai manusia biasa dan bukan malaikat, tentu saja ada rasa kecewa yang amat sangat karena orang yang kita sayangi dan sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri ternyata tega melakukan hal tersebut kepada diri kita.
Tapi setelah perjuangan batin, akhirnya saya bersyukur dapat mengikhlaskan semua modal yang dipinjamkan tanpa pamrih hilang lenyap. Dan sama sekali tidak ada dendam didalam hati
Selang Beberapa Tahun Kemudian
Selang beberapa tahun kemudian, kami ketemu kembali, tetapi ternyata sudah kembali ke profesi semula yakni menjadi Tukang Beca.
Saya sangat sedih karena niat baik untuk membantu dirinya mengubah nasib ternyata sia sia. Menyaksikan kondisinya yang kurus dan pucat, saya datangi dan kami sempat berbicara beberapa saat.
Saiful (bukan nama sebenarnya) menceritakan bahwa dalam kondisi sakit ia tetap harus menarik beca karena butuh uang untuk membiayai anak isterinya.
Saya terenyuh mendengarkan. Pada saat itulah saya sadar bahwa memaafkan dan tidak mendendam, tidak hanya sebatas itu, tetapi siap untuk membantu walaupun sudah pernah melukai hati saya.
Saiful menyalami saya dengan air mata berlinang dan tak mampu mengucapkan apa apa selain berulang kali mengucapkan terima kasih.
Hati saya lega dan plong karena saya sudah berhasil mengalahkan diri sendiri dan memahami arti sesungguhnya dari pesan "Jangan pernah mendendam", karena orang pendendam akan menghancurkan hidupnya sendiri
Renungan sebelum tidur
Selamat menunaikan Ibadah Puasa
Tjiptadinata Effendi